REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di bulan Ramadhan, transaksi pembelian di toko ritel baik daring maupun luring mengalami peningkatan. Menurut data-driven Insight Moka, startup penyedia layanan sistem kasir, hijab merupakan barang yang paling dicari di bulan Ramadhan ini.
Head of Data Analyst Moka, Hutami Nadya, menjelaskan industri fesyen di bulan Ramadhan mencatatkan kenaikan jumlah transaksi. Ini artinya orang lebih banyak membeli baju di bulan Ramadhan.
"Industri ritel mengalami lonjakan lebih tinggi dibanding makanan dan minuman," ungkapnya di sela acara Evaluasi Performa Bisnis Jelang Idul Fitri dengan Tren Data Moka di Jakarta belum lama ini.
Di bulan ini dari seluruh produk fesyen, barang yang paling populer dan banyak dicari adalah hijab. Namun untuk memaksimalkan penjualan hijab di toko, pemilik toko perlu mempersiapkan stok dua bulan sebelum Idul Fitri. Terlebih jika toko menjual produk secara grosir.
Walaupun penjualan di bulan Ramadhan juga mengalami peningkatan, ternyata peak season produk hijab sudah dimulai sejak satu sampai dua bulan menjelang Ramadhan.
"Lonjakan tinggi terjadi justru sebelum Ramadhan, sekitar satu setengah bulan lalu. Ramadhan naik tapi tidak setinggi satu atau dua bulan sebelum Ramadhan mulai. Karena banyak merchant bergerak di bidang grosir tidak hanya eceran tapi banyak juga pengusaha di tanah abang," jelasnya.
Menurutnya hijab yang paling populer adalah hijab segi empat dengan bahan voal. Pada 2018 trennya adalah hijab polos sedangkan di 2019 hijab yang digemari adalah hijab motif. "Tahun 2019 bergeser hijab bermotif sudah dominasi pasar," tambahnya.
Dari segi warna pada 2018 dan 2019 masih sama yaitu warna soft dan netral seperti merah muda, biru, dan peach. Ia mengungkapkan jumlah transaksi per outlet di industri fesyen naik sebesar 68,1 persen saat Ramadhan. Sementara itu total pendapatan per outlet naik sebesar 38,8 persen di bulan Ramadhan.