REPUBLIKA.CO.ID, Kawasan hunian yang terintegrasi dengan sarana transprtasi massal kini sudah menjadi salah satu pilihan bagi warga perkotaan. Khususnya bagi mereka yang mendambakan akses cepat, nyaman dan terjangkau dari tempat tinggal ke tempat tujuan di dalam kota.
Salah satu konsep pembangunan kota besar yang giat digalakkan saat ini adalah konsep transit oriented development (TOD). Konsep ini memadukan (mixed use) antara pembangunan kawasan hunian yang berdekatan dengan transportasi massal atau light rail transit (LRT).
Konsep tersebut telah dikembangkan di sejumlah kota di negara yang padat penduduknya. Seperti Singapura, Hong Kong maupun sejumlah kota terkemuka di Jepang. "Konsep ini sudah lama menjadi tren di luar negeri, " kata Setya Aji Pramana, Project Director LRT City Bekasi, Green Avenue dalam keterangan tertulisnya, akhir pekan silam.
Konsep tersebut dinilai sesuai untuk dikembangkan di Tanah Air karena pembangunan kota besar memang harus dirancang kompak, sederhana serta berbasis transportasi massa seperti di LRT City. "Budaya hunian dengan basis transportasi masal itu yang kita hadirkan di sini," katanya.
Sarana LRT merupakan salah satu infrastruktur yang dikembangkan pemerintah, selain infrastruktur lainnya yang sangat masif di koridor timur Jakarta. Sebut saja jalan tol layang (elevated) Jakarta-Cikampek.
Jalan tol lingkar luar Jakarta atau JORR 2 ruas Cibitung-Cilincing dan Cimanggis-Cibitung, tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) yang saat ini sudah beroperasi seksi satu di Cipinang-KH Noer Ali. Selain itu masih ada sarana transportasi kereta komuter double-double track Manggarai-Bekasi-Cikarang.
Kelak perjalanan dari Bekasi Timur menuju Pancoran, Jakarta Selatan hanya membutuhkan waktu sekitar 15 hingga 20 menit. Ke Dukuh Atas (kawasan bisnis Sudirman) 45 menit.
Dengan jaminan kepastian waktu dan kenyamanan otomatis, orang akan beralih dari kendaraan pribadi ke sarana ini dan ada lebih banyak waktu yang tersisa untuk meningkatkan produktivitas mereka.
Perkembangan infrastruktur dan sarana transportasi ini juga pada akhirnya mendekatkan segmen konsumen yang tadinya dianggap jauh. Dengan sarana LRT, pekerja dari Jakarta akan lebih mudah aksesibilitasnya ke tempat pekerjaan. Lebih khusus lagi kalangan pekerja milenial menjadi memiliki lebih banyak pilihan hunian yang lebih pas dengan penghasilannya.
Salah satu pilihan adalah apartemen Green Avenue yang dibangun di atas lahan seluas 1,9 hektar. Apartemen yang dibangun PT Adhi Commuter Properti (ACP), anak usaha BUMN PT Adhi Karya (Persero) Tbk ini terdiri dari tiga gedung apartemen setinggi 41 lantai.
Apartemen ini terdiri dari 34 lantai untuk hunian, tiga lantai pusat perbelanjaan dan empat lantai parkir (885 lot). Gedung pertama mencakup 736 unit, gedung kedua 1.403 unit dan gedung ketiga 736 unit, dengan total lebih dari 2800 unit.