REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hoaks kian merusak sendi-sendi harmoni sosial masyarakat Indonesia. Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) mencatat pada 2019 ini ada lebih dari 100 hoaks tercipta setiap bulan.
Ironinya, beberapa ibu rumah tangga ditangkap polisi karena telah menyebar hoaks di sosial media dan anak muda cenderung diam saat hoaks mendera. Padahal anak mudalah yang paling mengerti dunia digital.
Atas dasar itulah Mafindo menginisiasi pembuatan serial video Keluarga Anti Hoaks dengan konsep action superhero. Dalam serial video itu ada figur Papa, Mama Anti, Fina, dan Doni yang akan beraksi melawan kekuatan penyebar hoaks.
“Kami ingin mengembalikan esensi keluarga sebagai satu kesatuan yang melawan hoaks-hoaks yang sampai saat ini masih banyak berseliweran,” kata Ketua Presidium Mafindo Septiaji Eko Nugroho dalam konferensi pers program setop hoaks Indonesia di Jakarta, Rabu (7/8).
Menurut dia, serial video tersebut akan ditayangkan dalam workshop yang akan diselenggarakan di 17 kota pada tahun ini. Program tersebut merupakan kerja sama Mafindo dengan Google, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Hongkong University, dan Love Frankie.
Dia berharap workshop ini menjadi ajang pembelajaran literasi digital yang menyenangkan dan mudah dipahami masyarakat. “Selain video superhero, kami juga membuat video Cooking Talkshow untuk menyasar ibu rumah tangga,” ungkap Septiaji.
Literasi digital untuk masyarakat khususnya ibu rumah tangga dinilai penting. Sebab hingga kini masih banyak ibu rumah tangga yang dengan mudahnya percaya berita palsu yang terkait dengan isu politik, kesehatan, bencana, dan isu lainnya.
“Sampai sekarang masih ada lho yang percaya makan lele sebabkan kanker, makan buah yang berasal dari negara tertentu bisa sebabkan HIV, dan macam-macam hoaks lain. Makanya keluarga, ibu terutama, harus menjadi duta anti hoaks,” kata dia.