REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar busana Muslim dilihat semakin berkembang. Terlebih di Indonesia, pakaian yang santun dan menutupi aurat kian banyak diminati.
Merek pakaian asal Jepang, Uniqlo, juga ingin melakukan penetrasi terhadap pasar Indonesia. Tahun ini Uniqlo kembali berkolaborasi dengan desainer kelahiran Inggris, Hana Tajima. Kolaborasi tersebut menghadirkan koleksi yang lebih sesuai bagi pemakai hijab.
Mely Ameliya, merchandiser planning Uniqlo Indonesia mengatakan kolaborasi ini sudah terjalin sekitar tiga tahunan. Desain Hana Tajima mencerminkan identitas Uniqlo, yaitu daily dan lifewear. Sebelumnya koleksi yang dihadirkan belum terlalu mengakomodir pengguna hijab tetapi tetap identik dengan pakaian santun dan tertutup.
"Kalau dulu non-hijab, sekarang menitikberatkan untuk hijabers, jadi lebih ke potongan leher tinggi dan lengan panjang. Ini salah satu perkembangan, banyak permintaan agar baju panjangnya juga mudah digulung untuk gampang wudhu, jadi diperlebar bagian lengannya," kata Mely.
Koleksi menarik lainnya, seperti tunik dengan desain garis-garis yang dianggap aman dengan baju tidak terlalu panjang. Mely mengatakan koleksi memadukan elemen maskulin tapi tidak menghilangkan ciri khas dan keanggunan wanita.
Koleksi juga mencerminkan kesederhanaan tapi tetap feminin dan anggun. Kebanyakan dari koleksi memang tidak terlalu penuh warna, kendati terdapat warna merah dan hijau.
"Warnanya lebih ke netral ya, untuk perkenalan awal dan toko khusus saja di PIM (Pondok Indah Mall), tapi direncanakan ekspansi lagi," tambah Mely.
Material yang banyak digunakna pada koleksi yaitu katun sun. Pemakaian material ini agar memberikan sensasi relaks bagi pemakai.
Sebelumnya, koleksi Hana Tajima diakui menggunakan materi cenderung berat, seperti jaket. Maka kali ini dibuat lebih ringan.
Tahun ini Uniqlo juga melakukan kolaborasi lain seperti Uniqlo U untuk koleksi musim gugur dan Ines de la Fressange terinspirasi dari pegunungan Alpen. Uniqlo mengambil desain-desain yang sesuai dengan waktu, kemudian menyesesuaikannya kembali dengan visi lifewear, yang pada akhirnya dapat melahirkan desain-desain baru yang mampu melintasi batas antar generasi dan gender.