Kamis 13 Apr 2017 01:24 WIB

UKM Asal Indonesia Promosikan Kaus Kaki Halal Pertama di Dunia

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Irwan Kelana
Sejumlah UKM tampil di ajang MIHAS, Kuala Lumpur Malaysia, 3-8 April 2017.
Foto: Iit Septyaningsih
Sejumlah UKM tampil di ajang MIHAS, Kuala Lumpur Malaysia, 3-8 April 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Berbicara tentang industri halal, banyak sektor yang dapat digarap, tidak hanya pariwisata maupun makanan. Beragam produk nonmakanan seperti pakaian, kosmetik, obat-obatan, dan lainnya juga dapat dikembangkan. Maka dari itu Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) memboyong 28 pelaku UKM untuk mengikuti MIHAS tahun ini.

Salah satu usaha kecil dan menengah (UKM) dari Indonesia bernama Soka menyatakan diri sebagai satu-satunya di dunia saat ini yang memproduksi kaus kaki halal. Mereka pun percaya diri mempromosikan produknya dalam pameran internasional tersebut.

Marketing & Sales Manager Soka Maestra R Anisya menjelaskan, ada tiga alasan mengapa kaus kakinya mendapat sertifikat halal. "Pertama, lingkungan produksinya kita pastikan bersih dari najis dan yang haram-haram, kedua proses produksinya tidak menggunakan bahan-bahan haram, dan ketiga packagingnya," ujarnya kepada Republika pekan lalu.

Ia menuturkan, biasanya pabrik tekstil menggunakan lemak babi dalam proses pelembutan. Ada pula yang menggunakan bulu babi untuk membersihkan kain. Namun, Maestra menegaskan, produksinya menggunakan minyak sawit dan bulu kuda demi memastikan kehalalannya.

 “Jadi target kita di MIHAS ini lebih kepada edukasi,  mengenai pentingnya tekstil atau di sini kaus kaki halal. Sambutan mereka cukup baik dan jadi sadar," ujar Maestra.

Ia menambahkan, sejak hari pertama MIHAS sampai pagi ini, sudah lebih dari 300 pengunjung datang ke stannya dan bertanya mengenai kaus kaki halal. Pada pameran kali ini, Soka membawa 20 lusin atau sekitar 240 pasang kaus kaki. Harganya bervariasi mulai dari Rp 13.900 hingga Rp 60 ribu.

“Target kita dari MIHAS bisa dapat Rp 100 juta. Dari kemarin sudah banyak yang beli bahkan ada yang PO (Pre Order) juga karena mau lihat motif-motifnya dulu," tambah Maestra.

Ia  menyebutkan, demi menyukseskan MIHAS, Soka bekerja sama dengan distributor dari Malaysia. Produk ini sebelumnya memang sudah didistribusikan ke kawasan Asia Tenggara. Tidak hanya Malaysia, tapi juga Brunei Darussalam, dan lainnya.

 

Selama mengikuti MIHAS, sudah ada pula perusahaan dari Filipina, Singapura, Amerika, serta Yaman yang menyatakan ingin menjadi distributor juga. "Mudah-mudahan lancar karena selama ini penjualan di Malaysia dan Brunei sudah bagus," katanya.

Maestra mengatakan, walau bisnis kaus kaki halal terlihat kecil, namun  omsetnya mencapai sekitar Rp 10 sampai Rp 15 miliar per tahun. Sedangkan omset per bulan tembus di atas Rp 1 miliar.

Selama MIHAS, ada 34 stan yang diisi oleh 71 perusahaan dari Indonesia. 25 di antaranya merupakan perusahaan di sektor pariwisata yang dibawa oleh Kementerian Pariwisata RI. Sedangkan sebanyak 28 perusahaan merupakan UKM yang dibawa oleh Kementerian Koperasi dan UKM terdiri dari penghasil beragam produk meliputi makanan, healthcare, kerajinan tangan, dan lainnya.

Kemudian 12 perusahaan dibawa oleh Kedutaan Besar Indonesia untuk Malaysia.  Sisanya,  tiga perusahaan dari Departemen Perdagangan dan Industri kepulauan Riau,  serta tiga lagi berpartisipasi di MIHAS secara pribadi yaitu PT Suprama, PT Indonesia Halal Lifestyle, serta Wardah Cosmetics.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement