Jumat 20 Nov 2015 09:25 WIB

Belajar Hadis Masa Depan Cerah

Rep: Damanhuri Zuhri/ Red: Agung Sasongko
Koleksi Pusat Kajian Hadis Jakarta
Foto: ROL/ Damanhuri Zuhri
Koleksi Pusat Kajian Hadis Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minimnya rujukan umat Islam belajar hadist dan banyaknya beredar hadis palsu di Indonesia menjadi latar belakang berdirinya Pusat Kajian Hadis pada 2008 silam. PKH merupakan lembaga nirlaba yang objek risetnya adalah hadis yang bersumber dari Rasulullah SAW.

"Alhamdulillah, Allah mengamanahkan kepada saya untuk mengembangkan pusat kajian ini," kata Direktur Pusat Kajian Hadis Ahmad Lutfi Fatullah kepada ROL, belum lama ini.

Di PKH, terdapat ratusan kitab hadis, 1.500 buku, dan aplikasi berbasis android dan iOs yang terus dikembangkan. "Dua tahun lalu, saya bisa mengklaim koleksi PKH paling lengkap se-Indonesia," kata dia.

Karena koleksinya yang lengkap, PKH menjadi rujukan dalam negeri dan luar negeri. Berulang kali, utusan dari Malaysia mendatangi PKH guna mencari rujukan. Diakui para utusan tersebut, tidak ada model seperti kajian hadis di Malaysia.

"Mereka bilang tidak ada kajian yang greget, apalagi teknologi aplikasi berbasis smartphone yang memperkaya khazanah," kata dia.

Menurut Lutfi, geliat kajian hadis di Indonesia terus berkembang. Program studi kini memisahkan tafsir Alquran dan Hadis. Memang, masih butuh waktu lagi agar kajian hadis ini lebih maksimal. "Refrensinya memang kurang. Bayangkan saja, hanya ada satu pesantren yakni Darus Sunnah. Di luar itu ya belum ada," kata dia.

Lutfi mengaku, geliat kajian hadis ini sangat dipengaruhi dari minat umat Islam. Sebagian umat Islam masih menganggap ilmu hadis tak menjamin masa depan alias masa depan suram. "Ini yang salah," kata dia.

Menurutnya, belajar hadis sangat menyenangkan. Umat Islam pasti membutuhkan ahli hadis. "Tidak benar, belajar hadis tidak ada jaminan masa depan. Perlu diingat, belajar hadis sangat menjanjikan asal belajar sungguh-sungguh karena Allah," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement