REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar menyambut positif rencana pemerintah yang akan melepas saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) kepada PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Akuisisi ini dianggap menguntungkan kedua pihak.
"Akuisisi ini bisa meningkatkan penetrasi kredit sektor perumahan secara nasional," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, Sabtu (19/4).
Dengan pendanaan dan jaringan yang kuat dari Bank Mandiri, akuisisi ini memberi nilai tambah bagi konsumen yang memerlukan kredit pemilikan rumah (KPR).
Menurut Reza, Rencana pemerintah melepas sahamnya di BTN dengan obligasi rekapitalisasi merupakan salah satu opsi terbaik.
Selain melibatkan sesama bank milik pemerintah, melalui penggunaan obligasi rekap, modal Bank Mandiri akan tetap kuat. Sehingga, bank bisa menopang ekspansi bisnisnya, termasuk meningkatkan dukungan pendanaan ke BTN.
Pemerintah berencana melepas kepemilikan 60,14 persen saham BTN kepada Bank Mandiri. Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, rencana itu dilakukan untuk membantu BTN yang tidak dapat mengatasi pendanaan untuk program KPR yang selama ini menjadi unggulan perusahaan.
Meski pun demikian, akuisisi masih perlu menunggu restu dari kementerian keuangan dan legislatif. Selain itu, pelepasan saham oleh pemerintah ini perlu melalui serangkaian kajian.
Rencana akuisisi ini membuat saham BTN menguat 10,63 persen pada perdagangan Rabu (16/4) sebelum akhirnya turun 2,85 persen ke level Rp 1.365 pada penutupan perdagangan akhir pekan. Sepanjang 2013, BTN telah menyalurkan kredit perumahan sebesar Rp 87 triliun.