Ahad 28 Jan 2018 10:48 WIB

Presiden Honduras Dilantik di Tengah Kekacauan Pascapemilu

Hernandez, seorang konservatif yang didukung oleh Amerika Serikat (AS).

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Andri Saubani
Presiden Honduras Juan Orlando Hernandez.
Foto: EPA-EFE/Gustavo Amador
Presiden Honduras Juan Orlando Hernandez.

REPUBLIKA.CO.ID, TEGUCIGALPA -- Presiden Honduras Juan Orlando Hernandez resmi dilantik untuk masa jabatan kedua pada Sabtu (27/1) di tengah kekacauan negaranya pascapemilu tahun lalu. Pelantikannya diwarnai dengan demonstrasi yang berlangsung di jalan-jalan.

Hernandez, seorang konservatif yang didukung oleh Amerika Serikat (AS), diperkirakan akan kalah dalam pemilu 26 November lalu. Namun, tiba-tiba penghitungan suara dihentikan dan perubahan hasil yang mengejutkan membuat ia menang atas saingannya, Salvador Nasralla, dari sayap kiri moderat.

Tuduhan kecurangan dalam pemilu ini memicu demonstrasi besar-besaran yang telah menewaskan lebih dari 30 orang di negara miskin di Amerika Tengah itu. Honduras juga selama ini tengah bertarung melawan kelompok kejahatan lokal dan pedagangan narkoba.

Setelah dilantik, Hernandez berpidato sambil menyerukan persatuan bagi seluruh rakyatnya. Para pendukungnya terlihat melambaikan bendera kebangsaan Honduras yang berwarna biru dan putih.

"Jika sebuah rumah terpecah belah untuk melawan diri sendiri, maka rumah itu tidak akan bisa berdiri. Saya berjanji untuk melakukan proses rekonsiliasi di antara semua rakyat Honduras," kata Hernandez.

Sementara, ribuan demonstran terlibat bentrok dengan tentara dan polisi yang melepaskan gas air mata untuk membubarkan mereka. Para demonstran itu berkumpul beberapa mil dari lokasi Hernandez dilantik.

Unjuk rasa itu dipimpin langsung oleh Nasralla, yang sebelumnya berprofesi sebagai pembawa acara olah raga. Mantan presiden sayap kiri Honduras Manuel Zelaya yang digulingkan dalam kudeta 2009 juga bergabung bersama para demonstran.

"Hernandez telah mencuri kursi kepresidenan melawan kehendak rakyat. Kami akan terus berjuang sampai dia kehabisan tenaga," ujar Antonio Tejada, seorang pekerja berusia 33 tahun yang ikut berunjuk rasa.

Organisasi Negara-negara Amerika mengatakan pemilihan tersebut telah dirusak oleh kecurangan dan mereka mengusulkan diadakannya pemungutan suara baru. Namun, hasil pemilu itu telah diratifikasi oleh komisi pemilihan negara. Selain itu, Meksiko dan AS juga lebih mendukung pejawat.

Setelah polisi membubarkan demonstrasi massa di ibu kota, kelompok demonstran yang lebih kecil pindah ke jalan-jalan sempit di distrik pusat. Mereka melemparkan batu ke arah pasukan keamanan yang melepaskan tembakan gas air mata.

Setelah keputusan yang diperdebatkan oleh Mahkamah Agung pada 2015, Hernandez adalah presiden pertama yang terpilih kembali sejak akhir pemerintahan militer di Honduras hampir empat dekade yang lalu.

Hernandez telah berjanji untuk mempertahankan strategi keras, yang telah dikritik oleh kelompok hak asasi manusia, dalam perjuangannya melawan gerombolan penjahat di negara tersebut. Dia mendapat sambutan baik dari investor selama masa jabatan pertamanya karena berhasil mengurangi defisit.

Saat ini, ia juga berjanji akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan membawa perdamaian serta meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sekitar 60 persen rakyat Honduras hidup dalam kemiskinan. Negara tersebut diteror oleh kekerasan kelompok kejahatan, yang telah mendorong puluhan ribu orang untuk melarikan diri ke AS.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement