Home >> >>
Pernyataan Cak Imin Bukti Jokowi Lakukan Politik Transaksional
Sabtu , 31 May 2014, 19:03 WIB
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mendeklarasikan koalisi dengan PDIP dalam Pilpres 2014 di gedung DPP Partai PDI Perjuangan di Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (14/5). (foto: Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernyataan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar yang menjamin kursi menteri agama akan diisi dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) menuai kontroversi. Politikus PKS, Prijanto Robbani menilai, transaksi politik yang dibangun Jokowi nyata adanya. Statement Cak imin, kata Prijanto, seakan membenarkan ada bagi-bagi jatah kursi menteri.

“Statement cak Imin yg menyebutkan Menteri Agama dari NU. Menjustifikasi bahwa transaksi politik itu nyata adanya. Biarpun buru2 dibantah,” tulis Prijanto Robbani dalam akun Twitter, @PrijantoRabbani.

Sebelumnya,  dalam sebuah acara di Jawa Timur, Ahad (25/5) lalu, Cak Imin mengatakan, bila pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla memenangi pemilu presiden pada 9 Juli nanti, dia mengatakan yang bakal menjabat menteri agama adalah kader Nahdlatul Ulama. "Kalau Jokowi-JK menang, menteri agama pasti dari NU. Saya jamin," ujar Muhaimin.

Menurut dia, pernyataan itu untuk menepis desas-desus yang beredar bila Jokowi-JK menang, menteri agama akan dijabat oleh seorang tokoh yang memiliki latar belakang Syiah. Padahal sejak era reformasi hingga saat ini, menteri agama selalu berasal dari NU.

Jusuf Kalla yang turut hadir dalam kegiatan di Surabaya bersama Muhaimin itu juga menjamin, bila dirinya dan Jokowi unggul, kader NU-lah yang akan dipilih sebagai menteri agama. "Iya, itu sudah jaminan," kata Jusuf Kalla.

Redaktur : Erik Purnama Putra
Reporter : Erdy Nasrul
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar