Wakil Ketua Kelompok DPD John Pieris bersama pengamat politik LIPI Siti Zuhro saat diskusi di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (13/9).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu tak sedap menerpa internal PDIP. Itu lantaran muncul kabar adanya kubu yang tak sepenuhnya mendukung pasangan Jokowi-JK. Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhto mengatakan, sebagai parpol utama pendukung Jokowi-JK, harusnya PDIP menunjukan soliditas yang bulat dalam memenangkan duet yang juga diusung PKB, Nasdem, Hanura, dan PKPI itu.
Jika ada yang setengah hati mendukung, kata dia, bukan hanya bisa merusak soliditas pemenangan, melainkan juga bakal menjadi blunder bagi PDIP sendiri. Dia menyarankan, faksi di tubuh partai, jangan sampai mengganggu kerja besar memenangkan Pilpres 9 Juli mendatang. "Seharusnya partai pengusung dan partai yang ada di koalisi mendukung penuh calonnya," kata Siti di Jakarta, Ahad (30/6).
Semua kader PDIP, menurut Siti, harus solid dan all out memenangkan calonnya supaya menang. Megawati Soekarnoputri sebagai tokoh sentral harus memastikan hal itu. Apabila masih ada riak ketidaksolidan yang dipicu persaingan personal di internal, serta isu tak sedap bahwa Puan Maharani akan dipinang Prabowo Subianto masuk kabinet, jika terpilih jadi presiden nanti, pemilih akan memandang negatif hal tersebut.
"Bagaimana meminta rakyat memilih calon yang diusung kalau partainya sendiri tdk menunjukkan kesungguhannya. Artinya, ketidakbulatan PDIP dalam mendukung Jokowi akan menjadi blunder yang bisa menjadi faktor pelemah atau pengurang elektabilitas Jokowi. Hal ini memberi peluang bagi calon nomor satu melaju menuju kemenangan," ujar Siti.