Prabowo: Ada Usaha Curi Dokumen C1
Selasa , 15 Jul 2014, 19:31 WIB
Republika/Aditya Pradana Putra
Prabowo Subianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) dari koalisi Merah Putih Prabowo Subianto tak hanya mengeluhkan tentang adanya intimidasi para saksi di lapangan, ia pun membeberkan adanya usaha mencuri dokumen C1 dari kotak suara. Atas peristiwa tersebut, ia mengaku sudah menindaklanjuti laporan yang masuk.

"Kita sudah laporkan pada piihak-pihak yang berwenang. Katanya ada beberapa yang diambil, habis itu setelah turun tangan akhirnya dikembalikan," ujar dia, Selasa (15/7).

Dalam proses yang demokrasi ini, Prabowo meminta semua untuk saling menghormati. Ia meminta agar masing-masing pihak tidak menggunakan bahasa yang memanaskan suasana. Ia pun meminta agar semua mengikuti aturan main yang berlaku.

"Kami ingin apalagi di bulan Ramadhan ini  suasana yang baik. Kami cinta republik ini, kami ingin yang terbaik bagi bangsa apapun keputusan itu," kata dia.

Sekretaris Tim Pemenangan Nasional Prabowo-Hatta Fadli Zon, Senin (14/7), sejauh ini masih optimistis dengan perolehan suara. Ia mengatakan, pusat tabulasi data masih terus mengumpulkan laporan dari para saksi di lapangan. Ia meyakini timnya mempunyai data yang kuat. Namun, Fadli menekankan semua tetap harus menunggu pada hasil penghitungan resmi KPU.

Menuju 22 Juli, Fadli berharap semua tidak melakukan upaya provokasi. Salah satunya, menurut dia, dengan menampilkan kembali hasil hitung cepat (quick count). Ia mengatakan, hasil hitung cepat sudah basi.

"Suara rakyat itu ada dalam real count dan lembaga yang punya hak untuk melakukan real count resmi adalah KPU dan kita tunggu hasil KPU. Kalau hasil apapun, ada jalan lain yang dapat ditempuh untuk mencari keadilan itu melalui MK (Mahkamah Konstitusi)," ujar dia.

Redaktur : Esthi Maharani
Reporter : Irfan Fitrat
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar