Ahad 18 May 2014 17:19 WIB

Menu Makan SBY Saat di Myanmar

Rep: Esthi Maharani / Red: Esthi Maharani
Di Myanmar, Presiden SBY menyantap pecel sayur
Foto: Republika/Mg15
Di Myanmar, Presiden SBY menyantap pecel sayur

REPUBLIKA.CO.ID,Ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menghadiri KTT ASEAN ke-24 di Myanmar, menu tradisional Indonesia menjadi pilihannya. Padahal, di negara tersebut kaya pula dengan kuliner khas yang menggoda lidah untuk dicicipi.

Anggota Dharma Wanita KBRI di Myanmar, Diah Apung Ristanto menuturkan harus memboyong dapur KBRI ke ibukota Myanmar yang baru yakni Nay Pyi Taw

Menggunakan dua mobil box, mereka mengirim kompor, panci dan piranti masak lainnya. Mereka juga mengusung piring yang didatangkan khusus dari Jakarta. Peralatan makan itu berlogo istana kepresidenan. Dari Yangon mereka juga menyiapkan ayam kampung, tahu, tempe, dan daging pilihan, hingga daun seledri.

"Kami membuat sendiri baksonya. Jadi semuanya fresh dan tanpa bahan pengawet," katanya.

Berikut ini menu yang mereka sajikan bagi presiden:

Menu kedatangan: bakso daging, gado- gado lontong  krupuk aci, krupuk gendar, kerupuk gendar, rempeyek, mangga, buah naga, pisang, dengan makanan  ringan onde-onde, lupis kinca, dan pastel. Minumannya es kelapa sirup, dan gula jawa.

Menu makan malam: soto ayam, nasi, lontong, krupuk aci, krupuk karak, dan rempeyek.buahnya nanas manis  pepaya  jambu air, dan pidang.

Menu snack pagi: pisang goreng keju, tahu isi sosis solo, juadah bakar, dan martabak manis.

Menu sarapan: nasi goreng, lontong, pecel sayur, empal gepuk, tahu, tempe goreng, , krupuk aci, krupuk karak, rempeyek, buah pepaya, jagung, kacang tanah, serabi kuah

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement