Rabu 02 Oct 2013 09:43 WIB

Praktik Suap dalam Rekrutmen CPNS

Red: Heri Ruslan
Penerimaan CPNS
Foto: Antara
Penerimaan CPNS

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Dr  HM Harry Mulya Zein

 

Sepanjang pekan ini, saya membaca berita di sejumlah media massa tentang rencana perekrutan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di sejumlah daerah. Seperti biasa, rencana perekrutan CPNS banyak diminati masyarakat.

Hanya saja, yang cukup mencengangkan pada momentum proses perekrutan CPNS, calo-calo CPNS berkeliaran. Hasrat yang tinggi untuk menjadi PNS ini akhirnya memposisikan perekrutan CPNS sebagai lahan basah terjadinya suap dan sogok menyogok.

Yang menyedihkan, sebagian besar masyarakat sepertinya sudah menganggap suap dalam proses perekrutan CPNS sudah menjadi hal biasa. Faktanya, meski dalam pengawasan pemerintah, sudah menjadi rahasia umum jika suap dalam perekrutan CPNS adalah pelanggaran yang hampir berubah menjadi budaya. Sungguh menyedihkan.

Fakta yang tidak bisa disangka adalah pandangan bahwa PNS merupakan profesi yang paling diidam-idamkan  serta menebar wewangian oleh sebagian besar masyarakat. Hal itu didasarkan pada benak masyarakat menjadi PNS, kehidupan seseorang akan terjamin hingga masa tua.

Lagi pula menjadi PNS merupakan pilihan hidup. Sebagaimana juga dengan profesi di bidang lain. Namun jika saja menjadi PNS harus melakukan segala cara, misalnya dengan sogok atau menyuap, tentu saja telah melanggar aturan. Selain melanggar aturan hukum positif, tindakan ini juga sangat diharamkan dalam hukum agama Islam.

Banyak yang dirugikan jika budaya ‘suap’ terus berlanjut. Pertama, bagi sistem pemerintahan akan menjadi kotor – bad government, lantaran prilaku suap bagi calon PNS. Karena, calon PNS yang lolos dengan menyuap akan selalu berpikir untuk mengembalikan uang yang telah dikeluarkan, jika kelak menjadi Aparatur Pemerintah.

Kedua, dalam pandangan Islam, pekerjaan yang diawali dengan suap akan selalu mendapatkan gaji haram lantaran diawali dengan suap. Ini dikarenakan ada keterkaitan sebab dan akibat antara risywah (suap) dan gaji.

Beberapa dalil dijadikan landasan hukum ini, salah satunya ayat dalam QS. al-Baqarah: 188). “Dan janganlah sebagian kamu memakan sebagian harta sebagian yang lain diantara kamu dengan jalan batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim supaya kamu dapat memakan sebahagian dari pada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.”

           

Nabi Muhamad SAW juga sudah menegaskan dalam hadisnya, “Orang yang menyogok dan orang yang disogok, masuk neraka. (HR Bukhari).” Meski sebgain ulama masih memperdebatkan posisi suap dalam meraih pekerjaan.

Namun bagi saya, bila sebuah pekerjaan diawali dengan niat buruk, maka akan menghasilkan hasil yang buruk pula.

          

Jangan pernah kita kotori pilihan hidup kita dengan perbuatan kotor, seperti suap-menyuap. Pilihan hidup yang kita pilih harus kita awali dengan niat yang baik dan tulus. Karena itu akan menuntun kita dalam menjalani hidup sepanjang masa.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوْا عَدُوِّيْ وَعَدُوَّكُمْ اَوْلِيَاۤءَ تُلْقُوْنَ اِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَقَدْ كَفَرُوْا بِمَا جَاۤءَكُمْ مِّنَ الْحَقِّۚ يُخْرِجُوْنَ الرَّسُوْلَ وَاِيَّاكُمْ اَنْ تُؤْمِنُوْا بِاللّٰهِ رَبِّكُمْۗ اِنْ كُنْتُمْ خَرَجْتُمْ جِهَادًا فِيْ سَبِيْلِيْ وَابْتِغَاۤءَ مَرْضَاتِيْ تُسِرُّوْنَ اِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَاَنَا۠ اَعْلَمُ بِمَآ اَخْفَيْتُمْ وَمَآ اَعْلَنْتُمْۗ وَمَنْ يَّفْعَلْهُ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan musuh-Ku dan musuhmu sebagai teman-teman setia sehingga kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal mereka telah ingkar kepada kebenaran yang disampaikan kepadamu. Mereka mengusir Rasul dan kamu sendiri karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad pada jalan-Ku dan mencari keridaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang, dan Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sungguh, dia telah tersesat dari jalan yang lurus.

(QS. Al-Mumtahanah ayat 1)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement