REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Joko Sadewo (Wartawan Republika)
Beberapa hari terakhir, masyarakat dibuat terkejut dengan munculnya sebuah poster yang menyediakan layanan konseling bagi para lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).
Poster tersebut mengatasnamakan Support Group & Research Center on Sexuality Studies Universitas Indonesia (SGRC UI). Belakangan, poster itu mendapatkan respons dari pihak kampus UI. Kampus perjuangan itu merasa keberatan atas penggunaan nama UI.
Sejak itulah, nama SGRC UI menjadi bahan pembicaraan masyarakat. Aktivitas mereka menjadi sorotan pemberitaan media. Perbincangan pun ramai menghiasi media sosial.
Aktivitas SGRC UI yang secara terbuka menawarkan konseling tersebut langsung membuat gerah banyak elemen masyarakat. Terutama, kelompok masyarakat yang selama ini masih memandang perilaku LGBT sebagai hal yang menyimpang dari norma susila dan agama.
Kelompok ini menilai perilaku LGBT adalah menyimpang dari fitrah kemanusiaan. Bahkan, agama Islam, yang menjadi agama mayoritas masyarakat Indonesia, secara gamblang melarang perilaku seks sesama jenis. Tidak hanya Islam yang mengharamkan LGBT, kitab agama Yahudi dan Kristen juga menceritakan bagaimana Allah membinasakan kaum Sodom yang melakukan perilaku seks sejenis.
Dalam kisah itu, disebutkan Nabi Luth yang putus asa dengan sikap kaum Sodom. Ia berdoa kepada Allah agar masyarakat Sodom diberikan pelajaran berupa azab di dunia sebelum azab yang menanti mereka kelak di akhirat. Hujan batu pun diturunkan. Gempa bumi dahsyat dan angin kencang memusnahkan Kota Sodom berikut masyarakatnya yang menjadi pelaku LGBT.