REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Wartawan Republika, Karta Raharja Ucu (@kartaraharjaucu)
Lebaran atau Idul Fitri sejatinya menjadi moment penting bagi setiap orang, khususnya umat Muslim, untuk bersilaturahim dan berbagi kehangatan dengan keluarga besar. Tak heran, jutaan umat Muslim yang merantau rela berdesak-desakkan di angkutan umum hingga bermacet-macet ria mengendarai mobil pribadi saat musim mudik Lebaran tiba.
Semua itu demi menuntaskan hasrat rindu kepada kampung halaman dan keluarga yang jarang bertemu karena kesibukan masing-masing. Tak peduli dengan macet, tak peduli dengan jarak yang jauh. Bagi masing-masing orang, mudik seperti menjadi keharusan agar bisa menyambung silaturahim.
Tapi, di balik deretan cerita kekesalan pemudik karena kemacetan yang panjang, atau berebut tiket angkutan umum, ada satu hal yang barangkali terlupakan oleh para pemudik. Saat Lebaran tiba, ada yang tidak bisa berkumpul bersama keluarganya karena harus menjalankan kewajiban. Ada yang tidak bisa mudik ke kampung halaman karena alasan tugas.
Di sektor pelayanan publik, aparat keamanan, seperti polisi dan tentara, tenaga medis, karyawan bidang perhubungan adalah sederet profesi yang harus menggadaikan libur Lebaran demi pekerjaan. Satu lagi profesi yang tidak bisa libur, wartawan.