REPUBLIKA.CO.ID,
Oleh: Gilang Akbar Prambadi (@gilangORI)
Redaktur Republika
Tim nasional (timnas) U-23 Indonesia datang ke gelanggang kualifikasi Piala Asia U-23 2020 dengan kepala tegak. Status juara Piala AFF U-22 bulan lalu memang layak membuat Garuda Muda percaya diri menghadapi adangan lawan-lawan di fase kualifikasi.
Indonesia segrup dengan Thailand, Vietnam, dan Brunei Darussalam di Grup K. Ketiga penghuni grup tersebut merupakan negara-negara asal Asia Tenggara. Rasa percaya diri semakin layak tumbuh dengan kehadiran trio pemain asal klub luar. Saddil Ramdani (Pahang FA, Malaysia), Ezra Walian (RKC Waalwijk, Belanda), dan Egy Maulana Fikri (Lechia Gdansk, Polandia) adalah nama-nama muda dengan reputasi sangat baik di Tanah Air.
Ketiganya pun telah menunjukkan kemampuan hebat meski baru bergabung tak lebih dari dua pekan bersama rekan-rekannya. Saddil, Ezra, dan Egy mampu menunjukkan yang terbaik ketika timnas U-23 melakoni laga uji coba terakhir beberapa hari lalu. Kala itu, Ezra dan kawan-kawan membekuk Bali United dengan skor meyakinkan, 3-0. Ezra bahkan mencetak gol pada laga tersebut.
Ketiganya diharapkan dapat memberikan warna baru dalam permainan timns U-23. Siapa yang tak ingin melihat Indonesia terus berprestasi di bawah asuhan Indra Sjafri. Rasa penasaran pun tentu tumbuh. Apapun hasil melawan Thailand, kemarin, Jumat (22/3), tak lantas bisa dengan cepat membuat kita berkesimpulan atas kiprah trio Saddil, Egy, dan Ezra.
Ketiga pemain tersebut andal dalam pos penyerangan. Sehingga sangat wajar jika kita berharap ketiganya mampu mengantar Indonesia lancar dalam memproduksi gol-gol ke gawang lawan.
Legenda Indonesia, Robby Darwis pernah menyatakan pendapat yang masuk akal. Menurut mantan anggota timnas di era 1990-an tersebut, kehadiran Saddil, Ezra, dan Egy seharusnya membuat timnas menjadi lebih baik. Status sebagai pemain yang dikontrak oleh klub di luar negeri, seharusnya jadi jaminan bagi mereka masuk skuat utama timnas U-23.
Sekalipun akan ada perombakan dari skuat juara yang sudah dimiliki Indra, kehadiran ketiganya harus bisa mejaga keseimbangan tim. Oleh karena itu, akan timbul tanda tanya besar jika kemudian performa timnas U-23 justru melempem meski telah disuntik tiga kekuatan segar hasil didikan luar negeri tersebut.
Namun, mungkin juga akan ada beban besar yang melekat di pundak ketiganya. Tak dimungkiri, bukan tugas mudah untuk bisa menyatu dengan skuat yang sudah sangat lama bersama-sama. Tugas tersebut semakin berat karena timnas U-22 sudah terbukti mampu meraih prestasi tanpa kehadiran ketiganya.
Marinus Wanewar dan kawan-kawan meraih juara Piala AFF U-22 tanpa Saddil, Ezra, dan Egy. Untuk itulah, meski bertajuk kualifikasi, laga-laga ke depan begitu penting bagi ketiganya.
Andai bisa lolos ke Piala Asia U-23 tahun depan, maka pantaslah jika mendaulat Garuda Junior generasi ini akan jadi andalan level senior pada masa mendatang. Tentunya, diharapkan pula bukan hanya Saddil, Ezra, dan Egy yang kemudian akan dilirik oleh klub-klub asing.
Jika bisa bergabung dengan klub-klub di luar, sudah tentu kualitas permainan pun akan meningkat. Itu karena harus diakui, bagaimanapun, manajemen sepak bola di negera lain masih jauh lebih baik dibandingkan negara kita yang Ketua Umum federasi sepak bolanya saja jadi tersangka.