Selasa 08 Feb 2022 10:07 WIB

Bersiap Sebelum Terlambat Dilibas Covid-19 Omicron

Covid-19 omicron di Indonesia telah menular secara lokal

Red: Joko Sadewo
Petugas kesehatan menyimpan hasil tes usap Covid-19.
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.
Petugas kesehatan menyimpan hasil tes usap Covid-19.

Oleh : Nuraini, Jurnalis Republika.co.id

REPUBLIKA.CO.ID, Jumlah kasus Covid-19 kembali menanjak di Indonesia karena keberadaan omicron yang lebih menular dibandingkan varian delta. Lonjakan kasus Covid-19 ini terjadi di berbagai wilayah khususnya Jawa-Bali. Hingga 23 Januari 2022, kasus Covid-19 terbanyak dicatat DKI Jakarta dengan lebih dari 1.700 kasus.

Wilayah lain yang mencatatkan kenaikan kasus Covid-19 di hari yang sama berturut yaitu Jawa Barat dengan 485 kasus, Banten 454 kasus, Jawa Timur 69 kasus, dan Bali 48 kasus. Secara nasional, kasus Covid-19 bertambah 2.95 kasus dengan kasus aktif sebanyak 18.891. Peningkatan kasus Covid-19 juga diikuti penambahan kematian sebanyak 14 orang.

Dengan kenaikan kasus Covid-19 itu, Indonesia diprediksi akan menghadapi gelombang ketiga. Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman mengingatkan potensi gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia sangat jelas. Dia mengungkap masih ada kelompok masyarakat yang belum memiliki imunitas atau belum divaksinasi, selain penurunan imunitas bagi mereka yang telah mendapatkan vaksin Covid-19. Imunitas vaksin Covid-19 terbukti menurun setelah lima bulan usai vaksinasi lengkap. Dengan kecepatan penularan omicron, potensi lonjakan kasus Covid-19 di depan mata.

Sejumlah daerah sudah bersiap dengan mempersiapkan tempat tidur dan ruang isolasi di rumah sakit. Jawa Barat menyiapkan rumah sakit dan oksigen mengingat kasus omicron telah ditemukan di sejumlah wilayah seperti Bekasi, Depok, dan Bogor. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil telah mengingatkan wilayahnya meski tidak menemukan kasus Covid-19 omicron untuk waspada dengan mematuhi protokol kesehatan dan vaksinasi.

Kasus omicron di Indonesia merupakan kasus impor yakni melalui warga yang datang dari luar negeri. Kasus Covid-19 omicron dikonfirmasi masuk Indonesia sejak 15 Desember 2022. Sejak itu sudah tercatat 1.161 kasus omicron di Indonesia. Dua kematian akibat kasus Covid-19 omicron tercatat perdana pada 22 Januari 2022. Kasus kematian itu akibat penularan dari kasus impor dan tranmisi lokal.

Saat ditemukan kasus kematian omicron itu, Indonesia mencatat kasus tranmisi lokal hingga 2.889 dan 316 berasal dari pelaku perjalanan luar negeri. Indonesia sejak Maret 2020 telah mencatat lebih dari 4,2 juta kasus Covid-19 dengan lebih dari 144 ribu kematian.

Temuan Covid-19 omicron yang menyebar ke berbagai daerah itu membuat Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta pemerintah daerah mempersiapkan diri dalam mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 di wilayahnya masing-masing. Wapres meminta daerah agar memperketat penerapan protokol kesehatan, mempercepat pelaksanaan vaksinasi, dan aplikasi Peduli lindungi. Dia tidak ingin Indonesia seperti Eropa, Amerika, dan India yang kembali menghadapi lonjakan tinggi kasus Covid-19.

Saat varian omicron menyebar, Indonesia tengah menggalakkan vaksinasi Covid-19 booster atau penguat. Hingga 23 Januari 2022, penerima dosis vaksin lengkap di Indonesia telah mencapai 124,08 juta jiwa, sementara penerima dosis pertama mencapai 181,1 juta jiwa atau 86,97 persen dari total penduduk Indonesia yang menjadi sasaran vaksin. Akan tetapi, jumlah yang menerima vaksin lengkap masih 59,5 persen.

Upaya antisipasi Covid-19 memang semestinya tidak berhenti ketika kasus melandai. Hal itu mengingat Covid-19 bermutasi dan menjadi varian lain dengan karakteristik khas. Meski omicron disebut tidak seganas delta, kecepatan penularannya melesat. Kini saatnya kembali perketat protokol kesehatan, secepatnya mendapatkan vaksin penguat, dan berharap pemerintah bekerja dengan benar untuk menekan kasus Covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement