Kamis 23 Jun 2022 09:56 WIB

Sudah Siapkah Kita Memasuki Endemi?

Transisi pandemi ke endemi semestinya disikapi dengan waspada yang tetap tinggi.

Red: Joko Sadewo
Masyarakat harus tetap waspada terhadap Covid-19. Foto ilustrasi petugas pemakaman memakamkan jenazah COVID-19 .
Foto: ANTARA/Dikir
Masyarakat harus tetap waspada terhadap Covid-19. Foto ilustrasi petugas pemakaman memakamkan jenazah COVID-19 .

Oleh : Nuraini, Jurnalis Republika.co.id

REPUBLIKA.CO.ID, Memasuki pertengahan 2022, masyarakat dapat sedikit bernapas lega karena kasus Covid-19 menurun. Pemerintah pada 18 Mei 2022 memperlonggar aturan pemakaian masker seiring perbaikan pandemi Covid-19. Masyarakat diperbolehkan tidak menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan tanpa kerumunan. Pelonggaran pemakaian masker tersebut disebut sebagai transisi dari pandemi ke endemi. Namun, siapkah kita memasuki era endemi Covid-19?

Tak lama setelah terbit kebijakan transisi pandemi ke endemi Covid-19, kasus Covid-19 ternyata merangkak naik di awal Juni 2022. Kementerian Kesehatan menyebutkan jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 pada 17 Juni 2022 bertambah 1.220 orang. Dengan penambahan itu, Indonesia masih memiliki 7.326 kasus Covid-19 aktif. Penambahan kasus tersebut didapatkan dari pemeriksaan sebanyak 75.605 spesimen dengan positivity rate sebesar 3,27 persen.

Kenaikan itu memang masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan puncak kasus Covid-19 karena varian Omicron yang mencapai di atas 57 ribu per hari. Namun, usai Omicron berlalu, kini muncul subvarian BA.4 dan BA.5 yang diklaim lebih mudah menular. Sebelumnya juga muncul Covid-19 varian Delta yang puncaknya mencapai 56 ribu kasus per hari.

Kemunculan berbagai varian Covid-19 tersebut, setidaknya memberikan peringatan kepada masyarakat bahwa bisa jadi muncul lagi varian virus yang lebih menular. Dengan demikian, kemunculan varian Covid-19 yang lain perlu diwaspadai. Setelah dua tahun pandemi dan pembatasan Covid-19 diperlonggar, masyarakat bisa jadi merasakan euforia untuk kembali ke kehidupan sebelum pandemi Covid-19. Sayangnya, pandemi Covid-19 belum dinyatakan usai oleh WHO sejak dideklarasikan pada 9 Maret 2020.

Tetap waspada mestinya tidak hanya menjadi tanggung jawab masyarakat. Euforia menikmati pelonggaran protokol kesehatan, jangan sampai membuat masyarakat lupa atas apa yang terjadi saat pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia. Kita mesti kembali mengingat bahwa kesehatan masyarakat sempat diremehkan lewat berbagai guyonan pejabat pemerintah. Covid-19 disebut takut masuk Indonesia. Kenyataannya, kita telah kehilangan 157 ribu orang karena infeksi Covid-19 hingga pertengahan Juni 2022.

Oleh karena itu, waspada mestilah ditindaklanjuti dengan kesiapan menghadapi varian Covid-19 atau bahkan kemungkinan pandemi virus lain di masa depan. Transisi menuju endemi semestinya tidak diartikan sebagai pelonggaran protokol kesehatan dan kewaspadaan. Karena sejatinya, endemi yang berarti kemunculan penyakit di wilayah tertentu, tetap harus diatasi dengan serius. Jangan sampai, Covid-19 menjadi endemi seperti malaria dan DBD yang terus muncul dan menghantui kesehatan masyarakat.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَسْتَحْيٖٓ اَنْ يَّضْرِبَ مَثَلًا مَّا بَعُوْضَةً فَمَا فَوْقَهَا ۗ فَاَمَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا فَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۚ وَاَمَّا الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فَيَقُوْلُوْنَ مَاذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِهٰذَا مَثَلًا ۘ يُضِلُّ بِهٖ كَثِيْرًا وَّيَهْدِيْ بِهٖ كَثِيْرًا ۗ وَمَا يُضِلُّ بِهٖٓ اِلَّا الْفٰسِقِيْنَۙ
Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan seekor nyamuk atau yang lebih kecil dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, mereka tahu bahwa itu kebenaran dari Tuhan. Tetapi mereka yang kafir berkata, “Apa maksud Allah dengan perumpamaan ini?” Dengan (perumpamaan) itu banyak orang yang dibiarkan-Nya sesat, dan dengan itu banyak (pula) orang yang diberi-Nya petunjuk. Tetapi tidak ada yang Dia sesatkan dengan (perumpamaan) itu selain orang-orang fasik,

(QS. Al-Baqarah ayat 26)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement