Selasa 27 Aug 2013 07:51 WIB

Pendidikan, Kemerdekaan, dan Komitmen Moral Manusia Indonesia (I)

Red: M Irwan Ariefyanto
Professor Ahmad Syafii Maarif
Foto: Republika/Daan
Professor Ahmad Syafii Maarif

REPUBLIKA.CO.ID,Oleh Ahmad Syafii Maarif

Tokoh pemikir pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara (2 Mei 1889-26 April 1959) mendefinisikan format manusia merdeka itu dalam kalimat: ”Manusia merdeka yaitu manusia yang hidupnya tidak tergantung pada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri.” Bagi Ki Hadjar, ada perbedaan antara pendidikan dan pengajaran jika ditilik dari konsep kemerdekaan manusia.

Pengajaran pada umumnya untuk “memerdekakan manusia atas hidupnya lahir, sedang merdekanya hidup batin itu terdapat dari pendidikan.” Dengan kata lain, pengajaran bersangkut paut dengan kemerdekaan lahiriah manusia, sedangkan untuk meraih kemerdekaan batiniah merupakan domain pendidikan.

Dalam perspektif ini, pengajaran dan pendidikan saling menopang. Bisa dibedakan, tetapi tidak bisa dipisahkan antara satu sama lain. Kedua proses itu bertujuan untuk memerdekakan manusia secara utuh, lahir, dan batin, baik sebagai warga negara maupun sebagai warga dunia. Dengan landasan teori Ki Hadjar ini, saya akan mencoba membicarakan secara ringkas tentang hubungan pendidikan, kemerdekaan, dan komitmen moral manusia Indonesia.