Sabtu 02 Apr 2016 02:00 WIB

DiCaprio, Ketenaran, dan Kepedulian

Asma Nadia
Foto: Republika/Daan
Asma Nadia

REPUBLIKA.CO.ID, Ketika panitia Academy Awards mengumumkan Leonardo DiCaprio sebagai pemenang Oscar untuk kategori Pemeran Utama Terbaik, tidak hanya sang bintang yang berbahagia, dunia pun menyambut gembira kemenangannya.

Peristiwa itu memecahkan rekor cuitan terbanyak dalam sejarah Oscar, 440 ribu dalam satu menit, mengalahkan rekor sebelumnya ketika host Ellen DeGeneres melakukan selfie dalam ajang Oscar 2014 dengan catatan 255 ribu cuitan per menit.

Catatan ini sedikit menggambarkan betapa populernya Leo dan betapa besar dukungan untuknya. Wajar saja, aktor 41 tahun yang namanya diambil dari nama pelukis Italia ini sudah empat kali mendapat nominasi Oscar, tapi baru tahun ini memenangkannya.

Sebelumnya, bahkan sudah meraih setidaknya 45 penghargaan, empat kali menjadi runner-up, dan dinominasikan lebih dari 168 kali. Dengan kebintangan itu, tidak aneh ia menjadi salah satu aktor termahal di dunia.

Untuk satu film, ia bisa dibayar hingga Rp 350 miliar. Forbes mencatat, sepanjang kariernya, DiCaprio sudah mengumpulkan pundi kekayaan senilai 440 juta dolar AS atau sekitar Rp 5,7 triliun.

Memiliki popularitas dan kekayaan sebesar itu, DiCaprio bebas menentukan untuk mengunjungi tempat termahal dan terindah di dunia, serta bertemu orang-orang penting. Akan tetapi, beberapa hari lalu, sang bintang memilih pergi ke pelosok hutan di Sumatra, menghabiskan waktu dua jam untuk menyaksikan perilaku orang utan, serta berpotret bersama gajah di Gunung Leuser.

Ada pesan kuat tebersit dari kunjungannya. Ia ingin mengatakan bahwa habitat orang utan dan gajah itu penting, bukan hanya untuk mereka, melainkan juga sangat penting bagi keberlangsungan umat manusia. Keberadaan mereka dalam habitat yang alami adalah simbol bahwa alam masih terjaga--pun dengan kehidupan manusia. Sesuatu yang sebagian besar pemimpin, pengusaha, dan rakyat Indonesia tidak begitu memedulikannya.

Beberapa waktu lalu, dalam sebuah pertemuan World Economic Forum (WEF), di hadapan tokoh dunia, Leonardo DiCaprio melakukan protes cukup keras perihal terancamnya hutan di Sumatra.

"Sepanjang 2015, kebakaran besar di Sumatra telah menghasilkan lebih banyak emisi karbon setiap harinya dibandingkan dengan emisi karbon yang dihasilkan oleh aktivitas perekonomian Amerika Serikat."

Tiga hari sebelum kedatangannya ke Indonesia, melalui akun Instagram, pemain The Revenant ini sempat menyinggung persoalan hutan di Sumatra. “Lebih dari seperempat dari hutan Indonesia telah menghilang dalam 25 tahun terakhir, ditebang untuk membuat jalan bagi perkebunan yang digunakan dalam industri bubur kertas (membuat kertas dan tisu toilet yang kita gunakan) dan untuk membuat jalan bagi perkebunan kelapa sawit (minyak kelapa sawit digunakan untuk membuat sabun, detergen, lipstik, cokelat, dan masih banyak lainnya). Diperkirakan, sekitar 20 persen dari emisi karbon perusak iklim tahunan berasal dari perusakan hutan kita.”

Peraih tiga kali piala Golden Globe ini juga mengecam keserakahan perusahaan pertambangan dan perkebunan yang merusak lingkungan. “Cukup adalah cukup. Kalian lebih mengetahuinya. Dunia lebih mengetahuinya. Sejarah akan menyalahkan mereka.”

Leo tidak cuma bicara dan protes, tapi turut memberikan kontribusi nyata. Melalui Leonardo DiCaprio Foundation, aktor peraih Oscar 2016 ini juga memberikan sumbangan sebesar 15 juta dolar AS untuk program pelestarian lingkungan. Di antara program tersebut, termasuk di dalamnya pendanaan untuk konservasi 2,63 juta hektare hutan di Sumatra.

Dalam keseharian, bintang tenar itu juga menunjukkan dedikasi dan integritas nyata. Ia memiliki mobil listrik Tesla Roadster, Toyota Prius, demi menghindari konsumsi bahan bakar fosil. Sementara, di rumahnya, DiCaprio memanfaatkan solar panel sebagai sumber energi.

Bahkan, di tengah pidato menerima penerimaan piala Oscar, ia masih lantang menyuarakan kepedulian lingkungan. "Bumi ini bukan sekadar hadiah, saya tidak menerima penghargaan Oscar ini sebagai hadiah."

Bumi harus kita perjuangkan. Ada rasa bangga bahwa bangsa asing begitu peduli dengan lingkungan kita. Ada rasa malu bagaimana orang lain begitu peduli sedangkan kita yang hidup di tanah tercinta ini sendiri abai.

Ada rasa harap seandainya saja kalangan entertainer dan tokoh Indonesia, juga pemegang kekuasaan, memiliki kepedulian serupa. DiCaprio menunjukkan kebintangan bukan melulu soal berlimpahnya materi dunia hiburan, melainkan juga kekuatan untuk membuat perubahan.

Semoga rakyat Indonesia bisa belajar dari dirinya. Semoga juga menjadi motivasi untuk memastikan 'bencana' asap tahun ini tidak berkobar lagi. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement