Oleh: Muhammad Subarkah, Jurnalis Republika
Hari ini ada berita menghentak ketika terdengar kabar legenda lintasan lari 100 meter (m), Purnomo Mohammad Yudi, wafat. Tak disangka, anak dusun Lesmana Ajibarang pergi begitu cepat seperti kilat larinya di lintasan lomba lari 100 m.
Kini, yang terkenang memang hanya wajahnya yang sempat saya temui di Gedung DPR, beberapa waktu silam. Sosok atletik yang murah senyum itu memang tengah menapaki jalan baru sebagai politisi melalui Partai Gerindra. Cita-citanya mulia, ingin mencicipi jabatan menteri olah raga. Itu masuk akal, sebab, selain berprestasi sebagai atlet, dia tak lalai dengan pendidikan tingginya. Purnomo perah menyelesaikan kuliah sebagai calon bankir di Perbanas Jakarta.
Namun, memang, generasi zaman now tak banyak tahu siapa sosok tinggi berkulit putih, bertubuh atletis, dan murah senyum ini. Ingatannya mungkin terbatas dan mungkin masih euforia dengan sibuk memberikan pujian pada pelari cepat 100 m asal NTB lalu, Muhammad Zohri. Prestasi Zohri memang membanggakan karena menjadi juara dunia lari 100 m dalam kompetisi U20 yang diselenggarakan IAAF di Tempere Finlandia. Tapi, Purnomo di dekade 1980-an tak kalah hebat.