Jumat 13 Jun 2014 12:00 WIB

Kualitas Produk (3)

Red:

Kualitas produk merupakan seberapa baik sebuah produk sesuai dengan kebutuhan spesifik dari pelanggan. Dari Malik, dari Nafi’ dari Abdullah bin Umar Radhiallahu Anhu. bahwasannya Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam melarang menjual buah-buahan hingga tampak masak. Beliau melarang penjual dan pembeli. Al-Laits berkata : Telah diriwayatkan dari Abu Az- Zinad bahwa Urwah bin Az-Zubair menceritakan dari Sahal bin Abi Hatsmah Al Anshari (dari Bani Haritsah), dia telah menceritakan kepadanya dari Zaid bin Tsabit Radhiallahu Anhu, dia berkata,” Orang-orang pada masa Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam melakukan jual-beli buah-buahan.

Apabila mereka telah panen dan tiba waktu membayar, maka pembeli berkata,’Sesungguhnya buah busuk, kena penyakit, layu….(jenis-jenis penyakit yang mereka jadikan dalih). Maka Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam bersabda ketika banyak terjadi perselisihan dalam hal itu, ’Apabila tidak ingin terjadi (perselisihan), maka janganlah kalian menjualnya hingga tampak kebaikannya (masak). Seperti pemberi saran yang menyampaikan sarannya karena banyak perselisihan yang terjadi di antara mereka.” Kharijah bin Zaid bin Tsabit telah mengabarkan kepadaku bahwa Zaid bin Tsabit tidak menjual buah di kebunnya hingga terbit tsuraya, maka jelaslah mana yang kuning dan mana yang merah. Abu Abdillah berkata, ”Riwayat itu telah dinukil oleh Ali bin Babr, Hakkam telah menceritakan kepada kami, Anbasah telah menceritakan kepada kami dari Zakariya, dari Abu Az- Zinad, dari Urwah, dari Sahal, dari Zaid.”

Menurut Ibnu Hajar, hadits Zaid bin Tsabit yang disebutkan pada awal bab ini menunjukkan pendapat bahwa hadits ini berlaku sebagaimana makna zhahirnya, tetapi larangan tersebut ulama dalam konteks tanziah, tetapi ada kemungkinan disesuiakan dengan pendapat diperbolehkan secara mutlak meski tidak langsung dipanen, Pendapat ini dikemukankan oleh Yazid bin Abu Habib, dan mereka yang menukil adanya ijma’ dalam hal ini juga mengalami kekeliruan. Kemudian Imam Bukhari menyebutkan empat hadits dalam bab ini, dan yang pertama adalah hadits Zaid bin Tsabit. Ketika manusia telah panen, maksudnya, buah-buahan telah tiba waktunya untuk dipanen. Hingga muncul tsuraya, yakni bersamaan dengan terbitnya fajar. Abu Daud meriwayatkan melalui jalur Atha’ dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallahu Alaihi Wassalam, beliau bersabda, Apabila bintang telah terbit di pagi, maka diangkatlah segala hama dari setiap negeri.

Sementara dalam riwayat Abu Hanifah dari Atha’disebutkan, Hama diangkat dari buahbuahan. Adapun bintang yang dimaksud adalah “tsuraya”. Munculnya bintang ini pada pagi hari terjadi pada awal musim panas, dimana saat itu cuaca sangat panas di negeri Hijaz dan merupakan awal masaknya buah-buahan.

Dengan demikian, yang menjadi pedoman adalah masaknya buah-buahan, sedangakan bintang tsuraya menjadi tanda baginya, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits, Dan menjadi jelas mana yang kuning dari yang merah. Imam Ahmad meriwayatkan dari jalur Utsman bin Abdullah bin Suraqah : Aku bertanya kepada Ibnu Umar tentang menjual buah-buahan, maka dia berkata Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam melarang menual buah-buahan hingga hilang hamanya. Aku bertanya “Kapan yang demikian itu terjadi ?” Beliau menjawab, “Hingga muncul tsuraya.”. Dalam riwayat Ibnu Abi Az-Zinad dari bapaknya, dari Kharijah, dari bapaknya disebutkan Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam datang ke Madinah, sementara kami sedang melakukan jual-beli buah sebelum masak. Lalu beliau mendengar pertengkaran, maka beliau bertanya. “Apakah ini ?”). Lalu disebutkan hadits selengkapnya Riwayat ini di samping menyebutkan sebab, juga menerangkan waktu munculnya larangan tersebut. ?

Prof. Dr. M. Suyanto

Ketua STMIK AMIKOM Yogyakarta

www.amikom.ac.id

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement