Para penghafal Alquran mendapatkan tempat istimewa di antara umat Rasulullah SAW yang lain. Rasulullah SAW selalu mengutamakan para sahabat yang lebih banyak hafalan Alqurannya dibanding sahabat-sahabat yang lain.
Misalnya saja, ketika akan memakamkan para syuhada dari Perang Uhud. Beliau SAW menanyakan manakah di antara sahabatnya yang lebih banyak hafalan Alquran? Beliau SAW kemudian mendahulukan memakamkan para sahabat berdasarkan mana yang lebih banyak hafalan Alqurannya. (HR Bukhari).
Siapakah yang tidak ingin mendapatkan penghargaan yang demikian istimewa? Bahkan, untuk para syuhada yang jelas dijaminkan surga sekalipun masih dibedakan berdasarkan hafalan Alquran.
Motivasi itulah yang membangkitkan spirit seorang Muslimah muda, Khamisatud Duha yang tak lain merupakan mahasiswi Institut Ilmu Qur’an (IIQ) Jakarta. Hafizah muda ini pernah menyabet peringkat IV dalam Musabaqah Hifzil Quran Internasional 2013 yang digelar di Maroko. Menghafal Alquran merupakan spirit terbesar dalam menjalani kehidupannya. Kecintaan pada Alquran itu pulalah yang membuatnya tekun belajar keilmuan Alquran di IIQ.
"Pada mulanya, memang ada rasa malas dan berat hati. Namun, lama kelamaan saya jadinya makin tertarik untuk menghafal Alquran dan berupaya mendalaminya," ujarnya kepada Republika, pekan lalu.
Rasa bosan ketika mulai menghafal Alquran itu pasti ada. Demikianlah upaya setan untuk menggoda hamba Allah yang taat. Menurut Muslimah yang akrab disapa Ami ini, segala jenis kebosanan itu harus dilawan. Biasanya, seseorang yang bersungguh-sungguh menghafal Alquran, kebosanan tersebut akan diganti Allah SWT dengan kenikmatan dan kecintaan kepada Alquran.
Menurut Ami, kebosanan ketika awal menghafal Alquran disebabkan belum menemukan metode yang tepat. Banyak metode yang dipergunakan untuk menghafal. Namun, ketika metode tersebut tidak cocok, hal ini akan menimbulkan kebosanan. "Setiap orang itu punya cara dan trik masing-masing dalam menghafal Alquran. Yang terpenting itu bukanlah triknya, namun kemauan kuat dan kerja keras itulah yang harus dilakukan," katanya.
Menemukan metode menghafal Alquran yang cocok hanya bisa didapatkan dengan terus memaksakan diri untuk menghafal. Biasanya, ketika sudah cukup lama menghafal dan mencoba berbagai metode, penghafal Alquran akan menemukan metode yang cocok bagi dirinya. Tiap-tiap penghafal Alquran mempunyai kecocokan metode masing-masing. Ketika sudah menemukan metode yang cocok tersebut, ia akan lebih bersemangat karena bisa mudah terhafal.
"Kalau saya biasanya agar cepat hafal, saya baca ayatnya dulu, lalu dibaca dan dipahami maknanya. Setelah itu, saya baca secara berulang-ulang sampai benar-benar lancar. Kemudian buat jadwal dan siapkan beberapa jam dalam sehari untuk menghafal dan mengulang kembali hafalan," ujarnya memaparkan.
"Jangan lupa untuk selalu sabar dan berdoa serta meminta pertolongan kepada Allah, Sang Pemilik Alquran, agar diberi kemudahan dan kelancaran dalam menghafal dan mempelajari kitab-Nya," kata Ami.
Biasanya, berbagai godaan akan datang kepada penghafal Alquran agar lalai dari hafalannya. Bahkan, tidak sedikit yang patah semangat dan meninggalkan hafalannya. Menurut Ami, biasanya yang patah semangat itu mereka yang baru menghafal pada awal-awal. Hafalan Alquran di bawah lima juz misalkan, rentan sekali godaan dan biasanya putus di tengah jalan.
"Ketika patah semangat dan putus di jalan maka yang harus dilakukan adalah memaksa agar segera bangkit dan terus memotivasi diri sendiri agar segera dapat menyelesaikan hafalan Alquran sampai khatam," ujarnya. Ia memesankan menjaga niat agar selalu ikhlas dan bertekat untuk menjadi hafiz Alquran harus terus terjaga.
"Memang dalam mengejar suatu kebaikan pasti ada halangan dan tantangan, tak terkecuali dalam menghafal Alquran. Bagi saya tantangan terbesar dalam menghafal Alquran adalah rasa malas dan terkadang jenuh, serta kurangnya bergaul dengan teman-teman (hafiz Alquran) yang lain-lain," kata Ami menjelaskan.
"Namun, semua itu insya Allah dapat diatasi jika dalam diri sudah ditanamkan semangat dan istiqamah dalam berupaya meraih ridha Allah," ujarnya.
Saat ini, penghafal-penghafal Alquran sudah mendapatkan tempat luar biasa di hati umat Islam. Tayangan beberapa stasiun televisi yang mengangkat penghafal Alquran dari anak-anak telah berhasil menyita perhatian umat Islam. Bahwa, menghafal Alquran merupakan suatu kemuliaan.
Ami sendiri mengaku tontonan hafiz Alquran di televisi tersebut sering menjadi motivasi baginya untuk lebih giat menghafal Alquran. Anak kecil yang usianya masih sangat muda saja bisa hafal Alquran dengan baik. Harusnya, mereka yang sudah dewasa dan mengaku cinta Alquran merasa malu jika tidak hafal Alquran. "(Acara hafiz Alquran) ini merupakan motivasi bagi saya untuk senantiasa bersemangat dalam menghafal dan mempelajari Alquran," katanya.
Ketika ia mengikuti kompetisi hafiz Alquran internasional di Maroko, anak-anak jugalah yang membuatnya terkagum-kagum. Bocah-bocah Tanah Maghrib itu banyak yang sudah hafal Alquran 30 juz pada usia sangat muda. "Usia mereka yang belum baligh itu telah menghafal seluruh ayat dalam Alquran."
Ia mengisahkan, penghafal Alquran mendapat tempat yang sangat mulia di Maroko. Setiap imam masjid disyaratkan hafal Alquran. "Untuk menjadi seorang imam shalat di masjid, ia haruslah seorang hafiz dan tidak boleh orang sembarangan," kata Ami.
Ia mengidam-idamkan, suatu saat nanti akan tercipta di Indonesia sebagaimana yang dilihatnya di Maroko. "Alangkah bagusnya jika hal itu terjadi di Indonesia. Saya sangat bersyukur atas berkah Alquran dan bisa ikut kompetisi itu. Saya banyak belajar ketika berkunjung ke Maroko. Negeri yang penduduknya sangat taat dalam dalam menjalankan ajaran Islam," ujarnya.
Ami menambahkan bahwa dirinya juga bertemu dengan orang-orang yang hebat dan peserta-peserta yang berasal dari negara-negara Islam, tempat mereka dengan hafalan yang sangat baik dan ditambah dengan suara yang merdu.
Saat ini, Ami tengah merampungkan kuliahnya semester akhir di IIQ. Ia sedang membahas topik "Menangis dalam perspektif Alquran dan pengaruhnya terhadap kesehatan jiwa" sebagai bahan skripsinya.
Gadis asal Jambi itu hanya dapat pulang ke kampung halamannya sekali dua tahun. Untuk melepas rindu dengan sang ayah, ia kadang menelepon untuk meminta motivasi menghafal Alquran darinya. "Ayah saya kepala sekolah sebuah madrasah ibtida’iyah di Jambi. Ia sering berpesan bahwa hidup itu harus sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Alquran," kata Ami.
Di sela-sela belajar, terkadang kerinduannya kepada sosok Ayah dan almarhumah ibunya yang sudah tiada semenjak 2007 silam begitu kuat. Dengan hafalan Alquran, ia berharap bisa menempatkan kedua orang tuanya di tempat yang paling mulia di akhirat.
Sebagaimana disebutkan dalam hadis, seorang yang hafal Alquran memberikan hadiah kepada kedua orang tuanya berupa mahkota yang terangnya melebihi sinar matahari. rep:hanna putra ed: hafidz muftisany
***
Biodata
1. Nama lengkap : Khamisatud Duha
2. nama panggilan : Ami
3. Tempat, tanggal lahir : Jambi, 2 Juli, 1992
4. Pendidikan :
- SD Negeri 02 Jakarta tahun 2004
- MTS Negeri 05 Jakarta tahun 2007
- SMA Negeri 52 Jakarta tahun 2010
- Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta
5. Twitter : @ami_wahab
6. Facebook : [email protected]
7. Prestasi / penghargaan :
- Juara 4 MTQ internasional di Casablanca , Maroko tahun 2014
- Juara 1 Olimpiade Al-Qur’an antar-universitas se-Indonesia di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014
- Juara 1 MHQ gol 5 Juz+Tilawah pada STQ Nasional di Bangka Belitung tahun 2013
- Juara harapan 2 MTQ gol.Remaja pada MTQ Nasional di Ambon, Maluku, tahun 2012
- Juara 1 MHQ gol 1 juz+ Tilawah pada MTQ Nasional di Banten tahun 2008
- Juara 1 MTQ antarpelajar pada festival FLS2N Nasional di Bandung tahun 2008
- Juara 1 MTQ antarpelajar pada PORSENI tingkat Nasional di Kaliurang, Yogyakarta tahun 2006
8. Organisasi :
- Sekretaris Umum Jam’iyyatul Qurro wal Huffadz (JQH) komisariat IIQ Jakarta wilayah Tangerang Selatan tahun 2014
- Anggota Ikatan Remaja Masjid Fathullah (irmafa)
-Anggota Forum Ukhuwah Mahasiswa Sumatera (Fumas)
- Forum Komunikasi Mahasiswa Tafsir Hadis Indonesia (FKMTHI)
- Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur’an (BEMI) Jakarta
- Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ushuluddin (BEM-FU) IIQ Jakarta