Jumat 12 Sep 2014 12:00 WIB

Akademi Dakwah Indonesia Wahana Pengkaderan Dai DDII Aceh

Red:

Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) mencanangkan kaderisasi dai, penguatan organisasi, dan kemandirian dana dakwah sebagai program unggulan 2010-2015. Guna mencetak dai berkualitas, Dewan Dakwah Aceh membentuk Akademi Dakwah Indonesia (ADI).

Sekretaris Dewan Dakwah Aceh Said Azhar menyebut, pendirian ADI Aceh adalah amanah dari Rakernas DDII 2014. "Tujuan ADI, bagaimana mengembangkan program pendidikan dakwah bagi calon dai dalam sebuah program pendidikan yang khas," kata Said dalam rilisnya, beberapa waktu lalu. Said menyebut, kekhasan pendidikan tersebut tercermin dari orientasi pendidikan yang mengarah kepada penguatan intergritas sebagai da’i illallah, penguatan ulum ad din, dan ulum ad da’wah.

ADI Aceh, papar Said, menyinergikan tujuan di atas dengan keilmuan lokal yang berkembang, seperti yang telah berkembang di Ma’had ‘Aly yang ada di Aceh. "Di samping itu, kehadiran ADI Aceh dapat menjadi lembaga penguat dan penyokong keberlangsungan Syariat Islam di Aceh," ungkapnya.

Untuk tahun pertama, ADI Aceh menerima 15 mahasiswa. Semua calon mahasiswa harus lolos dalam seleksi tertulis bahasa Arab, bahasa Inggris, pengetahuan Islam dan umum. "Termasuk psikotes, membaca Alquran terakhir wawancara," ungkap Said.

Program pendidikan di ADI tidak dipungut biaya, baik biaya pendidikan, asrama, dan konsumsi, "Karena, rata-rata mahasiswa berasal dari keluarga kurang mampu dan daerah terpencil."

Said memaparkan, program ini berlangsung selama dua tahun, selanjutnya bagi mereka yang berprestasi akan dikirim ke Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah (STID) Mohammad Natsir di Jakarta. Mereka akan menempuh pendidikan sarjana program Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Selain belajar sejumlah mata kuliah pada siang hari, mahasiswa ADI juga dibekali dengan ketrampilan khusus pada waktu malam berupa bahasa Arab, pidato, bahasa Inggris, membaca kitab kuning dan tahfizul Quran.

Proses belajar mengajar di ADI Aceh dipusatkan di Markaz Dewan Da’wah Gampong Rumpet Kecamat an Krueng Barona Jaya Aceh Besar. Kuliah diasuh oleh tenaga pengajar profesional lulusan dok tor dan magister dari Al-Azhar Mesir, Sudan, Madinah, IIUM Malaysia, UIN Jakarta, dan UIN Ar-Raniry Banda Aceh. "Semua tenaga pengajar memiliki hubungan keorganisasian dengan Dewan Da’wah Aceh yang siap mengabdikan ilmu mereka kepada mahasiswa ADI Aceh," ungkapnya.  ed: hafidz muftisany

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement