Novel adalah media yang di kemas sedemi kian rupa untuk me nyam pai kan gagas. Se buah no vel sejatinya rang kaian pesan dari penulis bagi pembacanya. Pesan inilah yang kemu dian diberi bentuk agar bisa tersaji me narik dan akhirnya bisa dinikmati pembaca.
Inilah yang didefi nisikan novelis Diaroma Rasa, Fadhila Rahma. Dalam novelnya, ia menyampaikan pesan-pesan motivasi yang mendorong seseorang meraih sukses dalam hidupnya. Berbagi pengetahuan untuk mendorong seseorang agar bisa sukses adalah motivasi lahirnya novel karyanya. "Saya ingin menulis sebuah novel yang bukan hanya membuat pembaca tersentuh emosinya, tetapi juga berkontribusi untuk kesuksesan mereka. Saya berharap pembaca novel saya mengambil manfaat apa pun yang bisa dipetik dari karya saya," tutur Fadhila kepada Republika, pekan lalu.
Foto:Dokpri
Bagi Fadhila, menulis novel tidak hanya sebatas bercerita atau menghibur. Harus ada motivasi yang bisa menggerakkan pembacanya untuk melakukan sesuatu. Cerita yang ia tuangkan bisa menjadi penyemangat untuk mengejar kesuksesan dalam kehidupannya.
Fadhila bertutur, berawal dari kegemarannya membaca, ia terdorong untuk menuliskan ide-idenya. Sedari kecil ia suka menulis ulang cerita-cerita yang ia ton ton di televisi. "Sejak SMP, saya suka menuliskan kembali dialog-dialog fi lm Mandarin yang dulu sedang tren. Kebiasaan itu terus berlanjut dengan saya mencoba menulis cerita sendiri, de ngan tokoh yang saya ciptakan sendiri, dialognya, dan setting yang berbeda," kisahnya.
Bakat menulisnya terus tersimpan, hingga ketika ia memasuki dunia kampus. Ketika kuliah, terbetik di hatinya mengirim kan sebuah cerpen ke surat kabar lokal di daerahnya. Ia mendapat inspirasi dari pengemis yang meminta-minta di jalanan.
Ia kemas kisah si pengemis sedemikian ru pa, hingga di ujung ceritanya berakhir tragis. Tak berselang lama, ia pun mendapat kiriman wesel yang tak lain adalah honor tulisannya yang telah dimuat.
Sejak itu, Fadhila kian bersemangat untuk menghasilkan tulisan lebih baik lagi. Ia pun mengawali langkahnya untuk menulis novel. Namun sayang, awal 2012, seluruh tulisannya hilang karena komputernya rusak. Novel karangannya sirna tak tersisa.
Ia tak patah semangat. Pertengahan Juli 2013, novel Diaroma Rasa berhasil ia dirampungkan. Novel pertamanya itu telah beredar di pasaran. "Di novel ini saya ingin menggambarkan kehidupan kaum urban, kerja keras mereka untuk berhasil, serta menangani konfl ik yang berkaitan dengan kehidupan asmara mereka," terang Fadhila.
Fadhila mengaku, kendati ia hobi membaca, namun ia tidak menyukai novel-novel dalam negeri. Barulah ketika ia duduk di bangku kuliah Fakultas Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret (UNS), secara bertahap ia mulai melahap semua novel. "Ke tika masuk kuliah, saya benar-benar asing dengan novel-novel lama yang disebut dosen-dosen," katanya.
Ia lebih cenderung pada buku-buku pengembangan diri. Awalnya, kare na ia suka membaca bukubuku milik ka kak sulungnya. Ke tika SMA, ia sering sekali menghabiskan waktu ke perpustakaan.
Seakan guru pustaka su dah menjadi teman akrab nya sendiri. Tentu saja, aki bat keakrabannya dengan guru pus taka, ia diberi pelayanan lebih dari te man-temannya yang lain. "Saya sering diistimewakan dengan dipinjami buku baru yang bahkan nomor kode bukunya belum ditulis. Sampai sekarang buku pengembangan diri adalah minat utama dan koleksi terbanyak saya. Mungkin hanya sekali dua kali saya membeli novel," paparnya.
Kecintaannya kepada bukulah yang membuatnya banyak mendapat inspirasi. "Bagi saya, buku adalah investasi. Saya lebih suka berinvestasi pada buku yang tidak bisa saya pahami dengan sekali baca," tuturnya.
Ia meyakini, tak mungkin seorang yang tak memiliki apa-apa bisa memberi sesuatu. Tak mungkin orang yang tak suka membaca bisa begitu mudah untuk menulis. Inspirasi menulis adalah dengan membaca. Jadi, menurut Fadhila, membaca adalah suatu langkah awal untuk menjadi seorang menulis.
Ia mengaku menyelesaikan sebuah tulis an adalah perjuangan yang luar biasa. "Anggaplah setiap tulisan itu seba gai karya. Jadi, berusahalah untuk merampungkan tulisannya. Sama halnya ketika Maher Zein berusaha menyelesaikan lagunya hingga dapat dinikmati pendengarnya," papar Fadhila.
Ketika menulis, Fadhila memesankan, jauhkan niat mencari popularitas. "Kebanyakan seniman ketika berkarya tidak berpikir ingin dikenang setelah ia tiada berkat karya-karyanya. Mereka berkarya karena mereka ingin mempersembahkan sesuatu yang baik, yang bermanfaat bagi orang lain," pesannya.
Motivasi inilah yang justru bisa melahir kan karya-karya yang baik. Seorang menjadi mulia berkat karyanya. "Ketika kita hidup dari karya ke karya, kita akan bersemangat memberikan yang terbaik. Selesainya sebuah karya membuat kita bersemangat untuk karya berikutnya dan berikutnya," tuturnya.
Fadhila mengatakan, menulis novel bagi nya juga menjadi sebuah jalan dak wah. Bukankah tugas seorang juru dakwah menyeru kepada kebaikan dan keta at an kepada Sang Khaliq? Hal itu da pat diwujudkan dengan menulis. Jadi, kehadiran spirit dakwah juga penting dalam novel-novelnya. Apa yang disajikan seorang novelis dalam tulisannya hendaknya mengandung nilai-nilai positif yang menjadikan pembaca termotivasi melakukan hal-hal baik.
"Menulis novel terasa bagaikan sebuah proses untuk menyajikan sesuatu. Karena saya ingin menyajikan novel roman yang lezat dan bergizi, maka saya harus memasukkan komposisi yang diperlukan, memasaknya dengan baik, dan menyajikannya dengan menarik. Ketika pembaca menikmatinya dan memetik manfaat dari novel saya, saya menyadari tujuan saya tercapai. Senang rasanya menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain," paparnya. ¦ ed: hafidz muftisany
Biodata
Nama Lengkap : Fadhilah Rahmawati
TTL : Ponorogo, 13 Maret 1985
Alamat : Jl. Gubeng Kertajaya 5C no 39A, Surabaya.
e-mail : [email protected]
Facebook : facebook.com/alihdaf
Twitter : @FadhilaPo
Blog : fadhilarahma.wordpress.com
Pendidikan
• SMA SMUN 3 Ponorogo (2000-2003)
• S1 Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret Surakarta (September 2003-Maret 2009)
• S2 Magister Sains Psikologi Universitas Airlangga Surabaya (September 2012-Juli 2014)
Karya buku
• Pemenang kedua Lomba Menulis 1000 Wajah Muslimah oleh lini Bunyan PT. Bentang
Pustaka, 2013.
• Novel Diorama Rasa terbit perdana pada Februari 2014, cetak ulang pertama April 2014.
Pengalaman Pekerjaan
• Event Organizer Lembaga zakat Solopeduli (Surakarta) (April – Oktober 2008)
• Tim pengajar untuk subjek Bahasa Indonesia SMA IT Nur Hidayah Surakarta (Januari –
September 2009)
• Tim pengajar untuk subjek Bahasa Indonesia SMA Insan Cendekia Al Muslim Sidoarjo (April 2010 – April 2013)
• Tim redaksi majalah yayasan Al Muslim Sidoarjo
• PT. Prudential Life Assurance, Agency MRT Stars Surabaya (April 2014 - sekarang).