Majelis Taklim al-Iman merupakan salah satu sayap Yayasan Telaga Insan Beriman (YTIB). Ini merupakan salah satu program tertua yang masih bertahan hingga saat ini.
Majelis Taklim al-Iman bergulir sejak 1990-an. Di tiap pekan, majelis ini rutin melakukan kajian. Saat ini kajian dilakukan di rumah Ketua YITB, Ustaz Fauzi Bahreisy.
Majelis taklim dilakukan setiap malam Senin. Pekan pertama dan ketiga diisi dengan kajian tafsir. Pekan kedua diisi dengan kajian hadis Riyadush Shalihin.
Di pekan keempat, kajian kontemporer dilakukan di Pusat Dakwah YITB, Jl. Mursyid No. 99B, Kebagusan, Jakarta Selatan. Peserta kajian bisa mencapai 80 orang.
Ustaz Fauzi mengatakan sebagai program tertua, Majelis Taklim al-Iman juga menjadi cikal bakal YITB. YITB merupakan sebuah lembaga sosial, dakwah, dan pendidikan yang berdiri sejak 1995. Lembaga ini bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat akan wadah silaturahim dan sarana menambah wawasan dan pengetahuan Islam.
Majelis ini awalnya diberi nama Forum Silaturahim Umat Islam Kebagusan (Forsika). Nama ini mulai dipergunakan sejak 1999. Ini menjadi identitas sekaligus pemicu semangat para pengurus untuk lebih banyak berkiprah dalam berbagai bidang.
Di tahun 2005, Forsika mengganti nama menjadi Majelis Taklim al-Iman. "Ini dimaksudkan agar jangkauan manfaat yang diberikan tak hanya terbatas di Kelurahan Kebagusan," kata Ustaz Fauzi.
Tahun 2008, Majelis Taklim al-Iman berupaya memberikan pelayanan lebih luas kepada anggota dan masyarakat dengan membentuk sejumlah wadah. Akhirnya, tahun 2010, YITB berdiri untuk menjadi payung legal-yudisial segala kegiatan yang telah dijalankan.
Ustaz Fauzi menjelaskan YITB memiliki empat sayap utama. Di bidang dakwah, ada Majelis Taklim al-Iman dan Kajian Muslimah. Di bidang yatim dan dhuafa, YITB memiliki program orang tua asuh, santunan yatim dan dhuafa, kado lebaran yatim dan dhuafa, dan program pembinaan.
Di bidang pendidikan, YITB menyelenggarakan pembelajaran tahsin dan tahfiz. Ada pula pelajaran Bahasa Arab. YITB juga memiliki lembaga pendidikan TKIT al-Iman. Bidang terakhir yaitu media. "Bidang ini menyebarluaskan dakwah dan kegiatan YITB, sehingga kajian-kajian YITB dapat dipantau dan dinikmati dari berbagai channel," sebut dia.
Kajian kontemporer pekan terakhir diisi oleh KH Ali Akhmadi, Ahad (3/1). Kiai Ali menyampaikan materi terkait dengan manajemen waktu.
Waktu merupakan salah satu harta yang dianugrahkan Allah SWT kepada manusia. Ia berisi lembaran-lembaran usia. "Siapa yang pandai menggunakan waktu, ialah orang yang beruntung dan sukses," ujar Kiai Ali.
Setiap manusia memiliki jatah waktu 24 jam setiap harinya. Inilah lembaran harian yang akan menjadi bagian dari lembaran bulanan dan tahun.
Waktu adalah pedang. Barangsiapa tak pandai memanfaatkan waktu, ia akan ditebas olehnya. Lembaran-lembaran yang telah terlalui oleh manusia akan dibacakan kembali dan menjadi timbangan amal manusia. Oleh karena itu, setiap manusia diharapkan menggunakan waktu sebaik-baiknya.
Rasulullah adalah keteladanan yang baik dan sempurna. Dalam kehidupannya, terdapat generasi unggulan Khulafaur Rasyidin.
Generasi Rasulullah dan para sahabat ini disebut sebagai generasi terbaik. Agar dapat memanfaatkan waktu dengan baik, umat Muslim disarankan untuk mengisi setiap lembaran dengan meniru keteladanan Rasul dan para sahabatnya. n ed: hafidz muftisany