Masih teringat dalam benak kita, beberapa waktu lalu di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa terjadi antrean panjang hingga 500 meter bahkan lebih. Pada saat itu, banyak orang yang melakukan panic buying. Walaupun pada saat ini, pengiriman pasokan BBM bersubsidi oleh Pertamina sudah normal kembali, namun agar kuota BBM tidak melebihi batas kuota pada setiap tahunnya, maka upaya penghematan dalam penggunaan BBM harus disosialisasikan kepada semua elemen masyarakat, termasuk di lingkungan pendidikan.
Adapun yang terlibat langsung dengan pendidikan dan berinteraksi dengan peserta didik adalah guru, sehingga guru mempunyai tugas penting untuk menyadarkan peserta didik agar menghemat energi tidak terbarukan, termasuk menghemat BBM. Peserta didik adalah generasi-generasi penerus bangsa masa depan. Jika di bangku sekolah sudah mendapat bekal betapa pentingnya menghemat energi, maka pada tahun-tahun depan tidak ada peristiwa over kuota BBM yang telah ditentukan. Saat ini, paling tidak ada tiga hal yang dapat dilakukan oleh guru sebagai upaya menyadarkan peserta didik agar menghemat BBM.
Pertama, mengintegrasikan materi hemat BBM pada pembelajaran. Proses pengintegrasian dilakukan melalui integrasi materi hemat BBM dengan Kompetensi Dasar (KD) yang ada pada setiap pembelajaran. Jika menurut hasil analisis guru, Kompetensi Dasar tersebut dapat diintegrasikan dengan materi hemat BBM, maka hasil integrasi tersebut dapat dituliskan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk kemudian diaplikasikan dalam pembelajaran nyata.
Kedua, peserta didik melakukan belajar di luar kelas yakni di kantor samsat untuk melakukan wawancara dengan petugas kantor samsat terkait jumlah kendaraan bermotor, baik sepeda motor maupun mobil. Hal ini dilakukan, agar siswa dapat mengetahui dan menghitung kendaraan bermotor. Sehingga, siswa diharapkan dapat berpikir bahwa semakin banyak kendaraan bermotor, maka jumlah BBM yang diperlukan pun semakin banyak. Pada proses mencari solusi agar kuota BBM dapat mencukupi, maka peserta didik dapat kita ajak berdiskusi secara berkelompok, kemudian hasil diskusi dipresentasikan oleh masing-masing kelompok.
Upaya yang ketiga adalah guru dan peserta didik membuat surat janji, yang berisi akan menjadi warga negara Indonesia penghemat BBM dan mengingatkan antarteman untuk menghemat BBM pada saat sekarang maupun masa mendatang. Ketiga hal tersebut merupakan upaya minimal yang dapat kita lakukan sebagai seorang guru.
Selain itu, guru juga dapat membuat berbagai macam variasi pembelajaran yang menarik lainnya sebagai usaha untuk menyadarkan peserta didik pentingnya hemat BBM. Jika peserta didik telah sadar menghemat BBM maka masih ada harapan tercukupinya kuota BBM subsidi maupun nonsubsidi untuk tahun-tahun yang akan datang.
Oleh: INDRIATI S.Pd
Guru SD Negeri Kenaran 3, Prambanan, Sleman, DIY