JAKARTA — Pasar lelang menjadi salah satu instrumen dalam menjaga kepastian harga. Hal ini berguna dalam memberikan keuntungan bagi petani dan konsumen.
"Dengan adanya pasar lelang diharapkan akan terbentuk harga komoditas yang menjadi acuan," kata Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Selasa (17/6). Pertemuan langsung antara para pelaku pasar menciptakan rantai perdagangan yang transparan, adil, dan wajar.
Lutfi mengatakan, pemerintah berupaya menjaga stabilitas harga barang kebutuhan pangan. Terjaganya stabilitas dengan tujuan agar konsumen dan petani dapat menikmati harga yang wajar. Kedua belah pihak juga tidak saling merasa rugi apabila ada fluktuasi harga di pasar. Sehingga, harga yang tercipta di pasar lelang menjadi acuan dalam perdagangan.
Dalam kunjungannya ke Pasar Klampok, Brebes, Jawa Tengah, Lutfi mendapati pentingnya dihidupkan kembali pasar lelang. Pasar lelang Klampok menjadi salah satu pusat distribusi bawang merah di Indonesia. Kegiatan pasar lelang di Jawa Tengah telah dikembangkan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sejak 2003.
Dalam penyelenggaraannya, pasar lelang diawasi Kementerian Perdagangan melalui tim khusus dari pemerintah daerah. Saat ini sudah ada 13 provinsi yang memiliki pasar lelang, yakni Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Nusa Tenggara Barat.
Pelaksanaan pasar lelang di Jawa Tengah mengalami tren peningkatan cukup signifikan. Pada 2012 tercatat transaksi sebesar Rp 98,7 miliar. Angka tersebut naik pada 2013 sebesar 55,1 persen dengan nilai sebesar Rp 153,1 miliar. Terhitung hingga April 2014 transaksi di pasar lelang Jawa Tengah mencapai angka Rp 58,2 miliar.
Berdasarkan data yang telah diolah Kementerian Perdagangan, secara kumulatif transaksi pasar lelang di Indonesia sejak 2003 hingga 2006 meningkat. Kemudian, pada 2013 tercatat nilai transaksi sebesar Rp 1 triliun atau naik 2,8 persen dari tahun sebelumnya dengan nilai transaksi Rp 825,23 miliar. Tahun ini terhitung hingga April tercatat nilai transaksi mencapai Rp 258 miliar.
Untuk komoditas bawang merah terhitung sejak Januari sampai Mei 2014 menghasilkan nilai perdagangan sebesar Rp 2,785 miliar. Transaksi tersebut berasal dari volume sebanyak 188 ton. Tahun lalu, tercatat lima jenis komoditas dengan nilai transaksi terbesar nasional. Komoditas tersebut, yakni beras sebesar Rp 296,2 miliar dengan volume 39,422 ton.
Selanjutnya, jagung dengan volume 49,931 ton dan nilai Rp 146,2 miliar, sapi berkapasitas 2,763 ton senilai Rp 87,2 miliar, kentang bervolume 7,376 ton bernilai Rp 45 miliar, dan cengkih senilai Rp 26,9 miliar bervolume 683 ton. Selain itu, bawang merah dengan total volume 357 ton menghasilkan Rp 6,1 miliar.
Sementara itu, menjelang Ramadhan dan Idul Fitri, harga bawang merah relatif stabil di pasar-pasar tradisional. Hingga 13 Juni 2014, harga bawang merah jatuh diangka 24.975 ribu rupiah per kilogramnya. Angka tersebut naik sekitar 1,7 persen dari minggu sebelumnya. Namun, kenaikannya masih di bawah referensi diharga 25.700 per kilogram.
Lutfi mengatakan, distribusi bawang terus menjadi prioritas pemerintah. Sedangkan dari segi pemasaran, bawang merah diarahkan untuk memenuhi kebutuhan domestik. Memang terkadang terjadi fluktuasi harga yang tinggi. Hal tersebut disebabkan produksi bawang tidak dapat dilakukan sepanjang tahun.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung (CT) mengatakan, setiap tahun jelang Ramadhan harga pasti naik. Pemerintah, menurutnya, mencegah agar kenaikan tetap proporsional hingga Lebaran. "Pokoknya pemantauan jelang Ramadhan kami prioritaskan," katanya. Pemerintah, menurutnya, juga akan memantau antisipasi El Nino. Selain itu, terus memastikan kecukupan pasokan bahan pangan pokok.
rep:nora azizah ed: fitria andayani
***
Pertumbuhan Transaksi Pasar Lelang
2012 : Rp 825,23 miliar
2013 : Rp 1 triliun
April 2014 : Rp 258 miliar