JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatat perolehan laba bersih sebesar Rp 6,14 triliun pada kuartal I (Q1) 2015, atau naik 3,5 persen dibandingkan periode yang sama pada 2014 sebesar Rp 5,93 triliun.
Direktur Utama Bank BRI Asmawi Syam mengatakan, perolehan laba bersih BRI didorong pendapatan bunga yang mencapai Rp 20,1 triliun atau tumbuh 22,0 persen dibanding kuartal I 2014. Sedangkan, sumber pendapatan lainnya berasal dari pendapatan nonbunga yang mencapai Rp 2,7 triliun atau tumbuh sebesar 51,1 persen dari periode yang sama sebelumnya.
Sehingga, total pendapatan yang diperoleh BRI mencapai Rp 23,1 triliun atau meningkat sebanyak 22,4 persen (yoy).
"Selain itu, peningkatan laba juga didukung oleh kenaikan total aset Bank BRI sebesar 31,1 persen dari Rp 595,7 triliun pada kuartal I 2014 menjadi Rp 781,2 triliun pada kuartal I 2015," jelasnya, di Jakarta, Kamis (30/4).
Selain itu, pertumbuhan laba didukung pendapatan berbasis komisi (fee based income) sebesar 40,2 persen (yoy) pada kuartal I 2015. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada transaksi e-banking yang tumbuh sebesar 86 persen.
Sejalan dengan peningkatan laba, ekuitas BRI juga tumbuh dari Rp 78,8 triliun pada kuartal I 2014 menjadi Rp 95,5 triliun pada kuartal I 2015 atau naik sebesar 21,2 persen. Kredit yang disalurkan BRI mencapai Rp 472,9 triliun atau meningkat 9,4 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
Dari semua segmen kredit, segmen mikro masih mendominasi dengan pertumbuhan sebesar 15,9 persen (yoy) menjadi Rp 157,5 triliun. Jumlah nasabah kredit mikro meningkat menjadi 7,4 juta nasabah di kuartal I 2015 dari 6,7 juta nasabah di kuartal I 2014. Rasio kredit bermasalah (NPL) bersih tercatat sebesar 0,6 persen. Sedangkan, rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (DPK) tercatat 80,5 persen dan rasio kecukupan modal sebesar 20,1 persen pada Maret 2015.
Dari sisi pendanaan, pengumpulan DPK Bank BRI mencapai Rp 587,7 triliun pada kuartal I 2015, atau meningkat sebesar 25,04 persen (yoy) dibanding posisi yang sama pada 2014 sebesar Rp 470 triliun. Dari total DPK tersebut, dana murah BRI juga mengalami pertumbuhan sebesar 12,2 persen atau lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan dana murah industri perbankan nasional yang sebesar 6,3 persen per Februari 2015. c87 ed: Nur Aini