Jumat 12 Sep 2014 17:00 WIB

Elpiji Tiga Kilogram Mulai Langka

Red:
Elpiji 12 Kg.
Elpiji 12 Kg.

BANDAR LAMPUNG --  Tabung Liquefied Petroleum Gas (elpiji) kemasan tiga kilogram mulai sulit didapat di sejumlah agen penjualan di daerah. Kenaikan elpiji nonsubsidi 12 kilogram (kg) diduga menjadi salah satu penyebab kelangkaan tabung bersubsidi itu. Pelanggan elpiji nonsubsidi memilih beralih ke tabung tiga kg karena harganya jauh lebih murah.

Pantauan Republika di beberapa agen penjualan elpiji di Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung, stok  elpiji tiga kg sudah habis. Bahkan, kelangkaan itu telah terjadi menjelang kenaikan harga. Banyak pelanggan yang memborong bertabung-tabung.

Seperti agen gas yang terletak di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Jalan Teuku Cik Ditiro, SPBU Jalan Teuku Umar, SPBU Jalan Cut Nyakdin, dan SPBU Jalan Jenderal Sudirman. Yanto, penjual elpiji di SPBU Teuku Umar mengatakan, kekosongan sudah terjadi satu sampai dua hari sebelum kenaikan. "Kekosongan tabung kecil sudah terjadi dua hari lalu, sampai sekarang pasokan belum juga datang,"  ujarnya, Kamis (11/9).

Di SPBU Jalan Teuku Cik Ditiro, Kemiling, kekosongan stok elpiji tiga kg terjadi sejak tiga hari lalu. Menurut salah seorang penjual, sebelumnya pasokan elpiji relatif lancar. Bahkan, selalu tersedia untuk persedian keesokan harinya.

Di tingkat pengecer,  stok elpiji masih tersedia, namun harganya meningkat menjadi Rp 19 ribu sampai Rp 20 ribu per tabung. Padahal, sebelumnya hanya Rp 17 ribu.  "Sekarang stoknya kosong, jadi harga mulai naik," kata Retno, pemilik warung yang menjual elpiji kecil di Kecamatan Tanjungkarang Barat.

Kondisi serupa juga terjadi di Kota Denpasar, Bali. Tak sedikit warga memilih untuk menggunakan tabung bersubsidi tiga kilogram.  Ketut Mulya, pedagang elpiji di Monang Maning, Denpasar, mengatakan, pembeli elpiji 12 kg makin jarang. Masyarakat memiih menggunakan tabung tiga kg, selain harganya murah, juga lebih mudah dibawa. "Untuk sementara saya tidak menambah stok elpiji 12 kilogram, nggak laku," keluhnya. 

Menurut Mulya, meningkatnya permintaan elpiji ukuran kecil, membuat harga tabung bersubsidi melonjak. Di tingkat pengecer harga satu tabung melon bisa mencapai Rp 20 ribu. Padahal, biasanya hanya Rp 14 ribu. Itu pun barangnya sulit diperoleh. "Saya menyiapkan 100 tabung elpiji kecil sehari, namun sudah habis sebelum pukul 12.00 siang," katanya.

Elpiji bersubsidi kemasan tiga kg juga mulai langka di Ibu Kota Provinsi Riau, Pekanbaru. Pedagang mengatakan, kelangkaan ini merupakan dampak dari kenaikan harga gas nonsubsidi. "Sejak ditetapkan harganya naik, banyak masyarakat yang kemudian beralih ke tiga kilogram," kata Dayat (31 tahun) seorang pedagang eceran. Dayat mengaku kesulitan untuk mendapatkan gas bersubsidi sejak beberapa hari terakhir. 

Di Purwakarta, Jabar, kenaikan gas elpiji tabung 12 kg menuntut pemilik pangkalan gas tabung kecil waspada terjadinya peralihan dalam skala besar. Jajang Suryatna (65 tahun) pengelola pangkalan elpiji tiga kg di Kecamatan Bungursari, Purwakarta, mendata semua pembeli. "Semua pembeli saya data, mulai nama hingga nomor handphone," ujarnya, Kamis (11/9). Kalau ada pembeli yang tidak terdaftar, maka pihaknya tak akan melayani. Harga elpiji 12 kg di Purwakarta saat ini telah mencapai Rp 144.500 di tingkat pengecer.

Kenaikan harga gas elpiji 12 kg pun membuat para agen di Kabupaten Indramayu, Jabar, merugi. Staf Administrasi agen gas PT Rejeki Indo Alam, Fany, mengatakan, dalam kondisi normal permintaan tabung elpiji 12 kg bisa mencapai 300 tabung per hari. Namun, setelah harganya naik menjadi Rp 115 ribu, permintaan gas hanya mencapai 70 tabung.

PT Pertamina (Persero) menaikkan harga elpiji nonsubsidi kemasan 12 kg sebesar Rp 1.500 per kg terhitung Rabu (10/9) pukul 00.00. Dengan kenaikan itu harga jual dari Pertamina menjadi Rp 90.828 dari sebelumnya Rp 72.828. Sementara di tingkat konsumen harga elpiji nonsubsidi diperkirakan mencapai Rp 120 ribu.

Pertamina mengaku telah berupaya mengantisipasi migrasi ini dengan pengawasan. External Relation PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) IV Jawa Tengah-DIY Robert MV  mengatakan, Pertamina melakukan pengawasan distribusi elpiji tiga kg sampai pangkalan.  rep:ahmad baraas/mursalin yaslan/maspriel aries/lilies handayani/c89/aldi wahyu ramadhan/antara ed: teguh firmansyah

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement