Kamis 03 Nov 2016 15:00 WIB

Miing, Didin, dan Unang yang Ingin Menjadi Pencerah

Red:

Foto: Republika/Agung Supriyanto  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Penantian itu berakhir sudah. Bertempat di Senayan City, Jakarta, Rabu (2/11), Bagito kembali menghiasi jagat komedi nasional.

Trio grup lawak dari Indonesia yang terdiri atas Miing (Tb Dedi Gumelar), Didin (Tb Didin Pinasti), dan Unang (Hadi Wibowo) itu tampil dalam acara milad ke-38 mereka. Kehadiran kembali Bagito membawa visi baru.

Menurut Miing, mereka ingin menjadi pencerah di tengah masyarakat yang mulai terlihat abudaya dan asosial. "Misalnya, ada yang naik motor ngelawan arus, tapi dia enggak merasa bersalah," ujarnya kala memberikan sambutan, Rabu malam.

Meski vakum 14 tahun, banyolan Miing masih terasa segar. Para hadirin yang datang turut menjadi sasaran.

Salah satunya adalah Eko Patrio. Eko disindir lantaran kegiatan politik sebagai anggota DPR tetap berjalan akan tetapi yang bersangkutan tetap tampil di acara televisi.

Selepas Miing memberi sambutan, Didin masuk ke panggung dengan menyanyikan lagu "It's Only Word" yang dipopulerkan Boy Zone. Lalu, di mana Unang?

Ternyata Unang hadir dari tengah penonton menyanyikan sebuah lagu daerah. Setelah itu, ketiganya pun saling melontarkan sindiran yang sukses menghadirkan gelak tawa penonton.

Unang dan Didin dengan kompak menyindir kegagalan Miing di sejumlah persaingan pilkada yang diikutinya. Menanggapi itu, Miing yang dikenal sebagai mantan anggota DPR dari PDIP tampak "emosi".

Unang kembali menyindir. "Kalau suka marah-marah mending jadi gubernur saja," katanya, disambut gelak tawa penonton.

Acara ini mengangkat tema "Bagito Return". Sebuah pertanda kembalinya mereka setelah 14 tahun berpisah.

Bagito pun mengundang artis-artis yang dulu sempat bekerja bersama mereka, seperti Cici Tegal hingga Ipeh (Rheina Maryana). Tak ketinggalan penyanyi-penyanyi kenamaan seperti Krisdayanti dan Bimbo.

Menurut Miing, bersatunya mereka di panggung tersebut menjadi momen bersejarah. Popularitas bukan sesuatu yang ingin mereka kejar lagi.

Sebab, usia mereka sudah tak memungkinkan untuk merajai panggung hiburan yang kini didominasi anak-anak muda dan tema komedi yang berbeda. Bagito juga tak ingin mengejar fulus. Miing mengklaim, Bagito tak kekurangan secara ekonomi selama perpisahan tersebut. Baginya, momen ini menjadi ajang mereka untuk mengasah kreativitas dalam melawak.

"Ini menjadi bukti bahwa kreativitas tak boleh berhenti karena batasan usia," kata dia. Miing mengibaratkan kehadiran Bagito sebagai matahari yang selalu memberikan manfaat bagi alam di bumi.

"Bagito tidak pernah berpisah. Kami hanya mencoba mencoba menguji nasib sendiri-sendiri. Ternyata bersama lebih baik. Ketika kami bertiga lebih baik," ujarnya.

Seperti kita tahu bersama, Bagito mulai mencuat di publik pada medio 1980-an. Lewat acara Radio Suara Kejayaan, trio ini berhasil merebut hati pendengar. Medium Bagito kemudian berlanjut ke televisi. Program Bagito Show yang disingkat Basho begitu mahsyur pada 1990-an.

Memasuki 2000-an, aktivitas kelompok ini vakum. Tepatnya pada 2002.

Miing mulai berpolitik via PDI Perjuangan. Puncaknya tentu ketika dia terpilih sebagai anggota DPR periode 2009-2014.

Sementara, Unang dan Didin tetap di dunia hiburan. Aksi mereka masih dapat disimak di sejumlah program radio maupun televisi.

Kembalinya Bagito ke jagat komedi setelah 14 tahun vakum tak pelak menghadirkan kegembiraan bagi banyak orang. Tak terkecuali bagi mantan menteri perhubungan Agum Gumelar.

"Dulu saya selalu melihat acara lawak Bagito sebagai penghibur, menghilangkan capek," ujarnya Gaya yang terkesan spontan merupakan salah satu alasan yang membuat Agum jatuh hati dengan Bagito.

Gaya tersebut membuat materi komedi Bagito seolah disampaikan tanpa skenario, mengalir, dan terasa dekat dengan penonton. "Itu yang membuat lucu," kata Agum.

Pelawak senior Tarzan sejak dulu mengagumi humor-humor segar yang dibawakan Bagito. "Materi yang dibawakan itu selalu komunikatif (dengan penonton)," katanya.

Materi yang komunikatif, lanjut Tarzan, ialah materi yang terhubung dan dekat dengan para penonton. Berkumpulnya Bagito kembali setelah 14 tahun vakum diharapkan Tarzan dapat menjadi angin segar bagi dunia komedi di Indonesia.

Meski sudah lama vakum, Tarzan optimistis Bagito akan menghidupkan kembali humor khas yang cerdas dan lekat masyarakat dan kondisi masa kini. "Kekuatan Bagito itu di Miing, Didin, dan Unang, karena kekuatan itu tidak bisa dibangun seorang diri saja," kata pelawak yang memiliki nama asli Toto Muryadi tersebut.

Budayawan asal Yogyakarta, Butet Kartaradjasa, menyambut baik kembalinya grup lawak Bagito ke dunia hiburan Tanah Air. Butet menilai Bagito memiliki militansi yang kuat untuk bertahan di tengah persaingan sekarang.

"Melihat mereka tumbuh di awal 80-an kembalinya Bagito akan memperlucu negeri ini. Supaya Indonesia dipenuhi dengan kelucuan di politik nasional," ujar Butet. Ia mengatakan, pada masa kejayaannya, Bagito merupakan ventilasi sosial yang bisa menyampaikan kesumpekan masyarakat dengan cara yang menghibur.

Pelawak senior Indrodjojo Kusumonegoro, yang akrab disapa Indro Warkop, menilai momen ulang tahun ke-38 Bagito akan menjadi ajang reuni para pelawak senior di Indonesia. Ia berharap acara ini akan dapat merekatkan mereka.  

Perihal masa depan Bagito di belantika komedi Tanah Air, Indro optimistis. Menurut dia, Bagito telah memiliki segmen spesifik yang telah menghadirkan ketenaran bagi grup tersebut. Oleh Sri Handayani, Adysha Citra Ramadhani ed: Muhammad Iqbal

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement