Selasa 26 Aug 2014 13:30 WIB

Libya Berpotensi Diintervensi

Red:

KAIRO – Mesir mengingatkan, situasi yang tak menentu di Libya bisa memicu campur tangan asing. Banyak kota di Libya yang kini dikuasai oleh milisi bersenjata. Tentara negara ini tak berdaya menghadapi milisi yang saling berebut kekuasaan itu.

Pada Ahad, milisi dari Misrata dan kelompok militan Islam merebut Bandara Internasional Tripoli. Tak berselang lama, sejumlah pesawat tempur menyerang bandara tersebut. Mesir dan Arab Saudi dituding sebagai pengirim pesawat tempur itu.

Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi menyangkal keterlibatan Mesir dalam serangan itu. Menurut dia, tak ada pesawat tempur Mesir di Libya. Tak ada pula operasi militer yang berlangsung yang dilakukan Mesir di sana.

‘’Memburuknya keamanan di Libya bisa merembet ke negara-negara tetangga,’’ kata Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukri, seperti dilansir laman Al-Arabiya, Senin (25/8). Salah satu bentuk ancaman itu, kata dia, adalah kehadiran kelompok militan di Libya.

Menurut Shoukri, mereka bisa membangun kesepakatan dan menyelundupkan senjata dengan kelompok yang segaris melalui negara tetangga Libya. Mesir menjadi tuan rumah pertemuan menteri luar negeri sejumlah negara.

Mereka membahas perkembangan keamanan di Libya, seiring sikap milisi yang menentang legitimasi pemerintah dan parlemen. Pertemuan di Kairo itu dihadiri menteri luar negeri Mesir, Libya, Aljazair, Tunisia, Sudan, Chad, dan Niger.

Para menteri luar negeri pernah bertemu pada Juli lalu. Saat itu mereka mendorong dialog dan pembentukan sebuah dewan untuk mengatasi krisis politik di Libya. Ketidakpastian politik merebak pascajatuhnya pemimpin Libya Muammar Qadafi.

Pada Ahad, parlemen Libya memilih kepala staf angkatan bersenjata baru untuk menangani milisi bersenjata. Mereka memberikan kepercayaan kepada Abdel Razzak Nadhuri. Ia memperoleh tugas untuk memulihkan keamanan di Tripoli dan Benghazi.

Secara terpisah, tembakan roket menghantam Bandara Labraq di Libya timur. Serangan ini menyusul semakin meningkatnya ketegangan antarmilisi. Bandara ini menjadi salah satu gerbang masuk Libya sejak Mesir dan Tunisia membekukan penerbangan ke Tripoli.

Para penyerang menggunakan grad, peluncur yang bisa menembakkan beberapa roket dalam satu waktu. Beruntung serangan ini tak menyebabkan kerusakan berat. ‘’Bandara Labraq masih bisa beroperasi,’’ kata Direktur Bandara Labraq Abu Bakar al-Abidi.  rep:c66/reuters ed: ferry kisihandi

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement