Kehadiran ISIS justru merusak citra Islam itu sendiri.
Negara Islam Irak Syam atau yang dikenal dengan ISIS menarik perhatian banyak kalangan. Sepak terjang gerakan yang berideologi radikal dan ekstrem ini menjadi ancaman bagi dunia internasional, tak terkecuali Indonesia.
Gerakan tersebut disinyalir melakukan rekrutmen anggota baru dengan menyasar kampus. Indikator ini semakin kuat setelah munculnya seorang mantan mahasiswa sebuah perguruan tinggi Islam di video ISIS yang tersebar di media sosial.
Karenanya, beberapa pihak memandang ini dapat menjadi ancaman serius, terutama jelang masuknya mahasiswa baru.
Penolakan ISIS ini pun muncul bukan hanya dari pihak kampus, melainkan juga dari aktivis gerakan dakwah kampus. Kelompok lembaga dakwah kampus (LDK) secara terang-terangan menolak ISIS tumbuh dan berkembang di kampus-kampus Indonesia.
Foto:Jafkhairi/ANTARA
Ketua Umum LDK Salam Universitas Indonesia (UI) Fariz Abdillah mengungkapkan bahwa segenap gerakan dakwah kampus yang terga bung dalam Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) sepakat menolak berkembangnya ISIS di Indonesia.
Pihaknya juga telah melakukan konsolidasi dengan FSLDK untuk mewaspadai ISIS yang diduga menggu nakan mahasiswa baru sebagai ba gian rekrutmen keanggotaan. Ia mengungkapkan, layaknya gerakan radikal dan kelompok aliran sesat yang pernah tumbuh berkembang dari kampus sebelumnya, ISIS bisa jadi menyasar mahasiswa.
Terutama bagi mereka yang memiliki semangat perjuangan spiritual yang tinggi, namun tidak diiringi dengan pemahaman agama yang matang.
Mereka ini, ia mengungkapkan, sangat mudah menjadi sasaran rekrutmen kelompok-kelompok menyim pang, seperti aliran sesat, DI TII, bah kan ISIS. Karenanya, FSLDK, khususnya Salam UI, terus berupaya memberikan pencerdasan berpikir dan pemahaman agama yang baik bagi para anggotanya.
Adapun titik tekannya bahwa ISIS yang ramai diberitakan saat ini merupakan upaya untuk merusak kesucian Islam itu sendiri.Karena, Fariz menjelaskan, kekerasan yang dilakukan ISIS dengan mengatasnamakan Islam justru tidak sesuai dengan ajaran dan syariah Islam. "Mereka tidak mencerminkan ajaran Islam itu sendiri," katanya menegaskan.
Menurutnya, ISIS bukan hanya tidak sesuai syariah Islam, bahkan bagi kelompok yang ingin menegakkan khilafah Islam ISIS pun tidak sesuai dengan kaidah khilafah itu sendiri.
Fariz menilai kemunculan kelom pok ini hanya untuk memecah belah umat Islam, khususnya di Indonesia, serta hanya memunculkan gerakan separatis dan merusak tatanan toleransi beragama di negara ini.
Ia pun memandang dipublikasinya ISIS secara besar-besaran seolah merupakan agenda besar internasional.Dengan tujuan untuk pengalihan isu dan atau untuk mencoreng nama Islam yang semakin erat dengan kekerasan. "Inilah yang penting kita sampaikan," ujarnya. Oleh karena itu, pihaknya bersama rektorat UI bahkan telah membahas langkah preventif untuk mentoring penguatan akidah, khususnya bagi mahasiswa baru.
Ketua Umum LDK Jamaah Sha lahuddin Universitas Gadjah Mada (UGM) Arif Nurhayanto meng ungkapkan sejak awal Jamaah Sha lahuddin UGM menolak keras keha diran ISIS.
Ia menegas kan banyak orang yang akhirnya salah per sepsi terhadap gerakan dakwah kampus yang seolah me mun culkan paham radikal.
Padahal, LDK sejatinya bagian dari unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang fokus pada pe ngem bangan skill dan nilai spiritual mahasiswa.
Arif yakin LDK bahkan mampu meminimalisasi paham keagamaan yang salah dan menyimpang. Karena dari sinilah mahasiswa dibekali untuk berpikir kritis dengan pemahaman agama yang benar. Dan, bukan iming- iming perjuangan dan terjebak pada pemahaman agama yang dangkal.
Seperti, mengedepankan cara kekeras an dan pembunuhan bagi siapa saja yang dinilai berseberangan dengan ajaran mereka.
Cara itu, ia menjelaskan, tidak mencerminkan ajaran agama Islam yang mencintai kedamaian, kerukunan, toleransi, dan saling mencintai. Untuk orientasi kampus bagi mahasiswa baru, pihaknya pun akan berupaya memberikan pemahaman keagamaan yang benar dan menghindari gerakan menyimpang yang mengatasnamakan Islam.
Di sisi lain ia juga mengajak mahasiswa mengkritisi kemunculan ISIS yang di-blow up di media secara besar-besaran. Menurutnya, ada ke jang galan dalam setiap pemberitaan terkait ISIS di Indonesia yang dalam waktu singkat seolah telah menyebar di beberapa wilayah Indonesia."Sepertinya ada upaya dari pihak- pihak tertentu untuk memainkan isu ISIS ini," ujarnya.
Beberapa isu, penting baik nasional dan internasional, pun sempat hilang karena pemberitaan ISIS, seperti ma salah kemanusiaan di Gaza. Terlebih, ketika Amerika Serikat dan dunia Barat yang terlihat lebih serius menanggapi masalah ISIS ini di dunia internasional. Seperti saat kedatangan senator AS Mc Cain bertemu Presiden SBY dan menanggapi serius soal ISIS.
Padahal, kata Arif, isu kemanusiaan di Gaza bahkan luput dari komentar petinggi Amerika. Karenanya, ia ber harap generasi muda berpikir kritis atas segala pemberitaan ISIS ini. Yaitu, tidak hanya menjalankan imbauan menjauhi gerakan ISIS, tapi juga mengkritisi apa agenda besar di balik kemunculan ISIS ini yang di-blow up di media secara besar-besaran.
Ideologi dan Gerakan Sesat
Majelis Ulama Indonesia (MUI) tak mengeluarkan fatwa haram terhadap Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). "Karena sudah jelas kesesatannya, salah ajarannya, MUI Pusat tak perlu mengeluarkan fatwa haram," kata Ketua Umum MUI Prof Din Syamsuddin, Kamis (7/8).
Dalam menyebarkan ajarannya, ISIS menghalalkan kekerasan, seperti bom bunuh diri, menjarah bank, melakukan pembunuhan massal, serta merusak tempattempat suci. MUI dan perwakilan 38 ormas Islam melarang ISIS, namun memutuskan tak perlu menetapkan fatwa haram.
Din yang berbicara pada konferensi pers bersama Forum Ukhuwah Islami yah MUI mengatakan, ISIS jelas ber ten tangan dengan nilai Islam yang membawa rahmat bagi alam semesta.Kekerasan tak pernah dicontohkan oleh Rasulullah.
Karena itu, umat Islam dunia harus menolak kelompokkelompok yang menyalahi prinsip Islam. Salah satu caranya dengan mewaspadai dan tidak terpengaruh agitasi ISIS. Baik dalam bentuk ajakan maupun dalam serangkaian kajian.
Wakil Ketua MUI KH Maruf Amin menambahkan, sikap MUI yang tak mengeluarkan fatwa haram ISIS ka rena tak difatwakan pun, ajaran ISIS jelas haram. Makanya, ia dan seluruh pimpinan ormas melarang penyebaran paham ISIS.
Menurutnya, masyarakat yang mendukung ISIS berarti tak mendukung kedaulatan NKRI dan otomatis bukan lagi berstatus warga negara Indonesia.
"Berbaiat di bawah organi sasi sesat dan di luar negara ini, berarti bukan warga Indonesia lagi."Maruf mendesak masyarakat agar waspada, jangan sampai terbujuk oleh ISIS. Pemerintah ia minta lebih aktif melakukan deradikalisasi. Mereka bisa mengajak ormas Islam. Sebab, selama ini ormas Islam kompak men jaga Indo nesia tetap damai. rep:c76/amri amrullah ed: nashih nashrullah