Selasa 17 Jun 2014 12:00 WIB

intermezo- Berburu Jajanan Khas Nusantara

Red:

Lapangan Benteng menjadi tempat wisata kuliner paling hits di Medan, Sumatra Utara, akhir pekan (7/6) lalu. Warga sudah mulai menjelajahi stan-stan kuliner di Festival Jajanan Bango (FJB) 2014 sejak pagi hari. Sore hingga malam hari area Lapangan Benteng bertambah ramai. Penjaja makanan dan minuman pun kewalahan hingga kehabisan bahan untuk diolah.

Ada 30 kuliner Indonesia yang merepresentasikan kekhasan masakan barat hingga timur nusantara di FJB. Sebelumnya, FJB sukses memanjakan selera makan ratusan ribu pencinta kuliner di Jakarta dan Makassar. Mengambil tema "Persembahan Warisan Kuliner dari Barat hingga Timur Nusantara", FJB terbagi dalam tiga area utama sentra jajanan, yakni wilayah barat, tengah, dan timur nusantara.

Selain mi aceh titi bobrok, lontong malam, dan seafood pak tiam yang merupakan jajanan laris di Medan, pengunjung juga mengantre di stan kuliner dari daerah lainnya. Siomay bandung dan batagor Ihsan khas Kota Kembang pun ramai peminatnya. Begitu pula dengan camilan goreng yang dapat dinikmati dengan cocolan kecap Bango yang pedas manis gurih.

Arie Parikesit selaku pakar kuliner nusantara menganggap event seperti ini penting untuk mengakrabkan kembali masakan Indonesia ke lidah generasi muda yang makin bergeser seleranya. Apalagi, gempuran budaya luar terkait kuliner sangat dahsyat. "Bukan saja dari Amerika dan Eropa, masakan Asia pun sekarang sangat gencar promosinya," komentar Arie.

Tahun depan, saat area perdagangan bebas di ASEAN diberlakukan, gempuran kuliner asing akan semakin dahsyat menerpa. Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemprov Sumatra Utara Dra Sri Hartini MSi menganggap perlu upaya mendekatkan generasi muda dengan kuliner nusantara yang kaya akan cita rasa. Dengan begitu, warisan kuliner nusantara akan tetap menjadi primadona di negeri sendiri. "Saya perhatikan, generasi muda Medan sudah makin akrab dengan masakan asing," ujarnya.

Kuliner Medan mendapat pengaruh yang kuat dari penduduknya yang terdiri atas beragam etnis. Bumbu Aceh, Minang, Tapanuli, Tionghoa, India, dan Melayu Deli kental terasa di masakan Medan. "Pengaruh dari keenam karakter kuliner besar ini menghasilkan ragam hidangan autentik yang harus dilestarikan," kata Nuning Wahyuningsih, Senior Brand Manager Bango PT Unilever Indonesia Tbk.

Melanjutkan misi besarnya pada 2014, kecap Bango menggandeng Arie Parikesit melanjutkan Ekspedisi Warisan Kuliner Nusantara untuk menggali dan mendokumentasikan kekayaan kuliner dari barat hingga ke timur nusantara. Data yang terkumpul dari ekspedisi tersebut akan diolah secara profesional ke dalam buku. Buku tersebut dapat menjadi salah satu referensi utama peta ragam kekayaan warisan kuliner nusantara. "Bukan hanya masakan yang menggunakan kecap yang kami dokumentasikan, makanan dan minuman yang autentik dari sebagian Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi pun tak luput diunggah ke fan page Facebook, akun Twitter dan Youtube Warisan Kuliner, laman www.bango.co.id, serta mobile application Wisata Kuliner," jelas Arie. ed: reiny dwinanda

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement