Selasa 26 Aug 2014 12:00 WIB
kesehatan

Kok Mimisan Lagi?

Red:

Mendapati anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar sudah tiga kali mimisan dalam beberapa bulan terakhir, Amelia Zahra mulai khawatir. Apalagi, ia tak berpengalaman mimisan semasa kecil. Masih wajarkah yang dialami anandanya?

Mimisan atau dalam istilah kedokteran disebut epitaksis dapat terjadi pada anak-anak atau mereka yang berusia lanjut. Kemunculannya memang sering kali secara spontan tanpa dapat diketahui penyebabnya. Mimisan sering menjadi manifestasi penyakit yang lain pada tubuh sehingga menyebabkan pendarahan pada hidung tersebut. "Namun, mimisan bukan penyakit," kata Dr dr Rini Sekartini SpAK.

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:bryanking.net

 

Mimisan merupakan satu kondisi akibat pecahnya pembuluh darah di rongga hidung. Pada anak, epitaksis sering terjadi dari waktu ke waktu. Umumnya, pencetus mimisan pada anak yang paling mencolok adalah perbedaan suhu. Misalnya, anak usai bermain di tempat yang terik matahari, kemudian masuk ke dalam ruangan dingin. Ketika berada dalam suhu udara dingin, pembuluh darah akan melebar, sementara dalam cuaca panas, ia akan mengecil. "Terjadinya perubahan suhu yang tiba-tiba akan membuat pembuluh darah bisa pecah sehingga menimbulkan epitaksis," ujar Rini sekaligus menjawab kekhawatiran Amelia.

Mimisan bisa pula terjadi akibat perbedaan tekanan udara mendadak, sering pilek, atau iritasi gas. Perubahan udara dan tekanan atmosfer juga berpengaruh mengakibatkan epitaksis. Biasanya mimisan terjadi ketika berada di tempat yang cuacanya dingin dan kering. Pada tempat-tempat yang udaranya mengandung zat kimia industri juga bisa mengeringkan mukosa hidung.

Penyebab yang paling sering mengakibatkan mimisan adalah trauma. Pada anak-anak biasanya terjadi karena sering mengorek hidung dengan keras. "Benturan dan pukulan yang keras juga menjadi penyebab terjamak."

Orang tua sebaiknya memandu anaknya agar tidak menggunakan jarinya saat membersihkan hidung. Apalagi, saat kukunya belum dipotong dan tajam. Lantas, ketika pilek, jangan membuang ingus terlalu kuat.

Di samping itu, mimisan bisa juga merupakan kelainan bawaan. Biasanya, mimisan terjadi pada orang dengan kelainan pembuluh darah (lokal), yakni pembuluh darah cenderung lebih lebar, tipis, dan jaringan ikat, serta sel-selnya lebih sedikit. Kelainan darah, seperti anemia, leukimia, dan lainnya, juga bisa sebagai faktor penyebab. Hal ini terjadi karena adanya gangguan dalam pembekuan darah. Epitaksis juga dapat terjadi karena infeksi lokal, seperti infeksi hidung dan sinusitis.

Epitaksis juga dapat muncul pada hemangioma, yakni tumor pada jaringan lunak. Bisa juga pada karsinoma, yakni kanker nasofaring yang tumbuh pada rongga belakang hidung dan belakang langit-langit rongga mulut. Kasus epitaksis pun sering terjadi pada penderita angiofibroma, yakni tumor jinak nasofaring yang tumbuh dan menyebabkan epitaksis hebat. Semua faktor tersebut bisa menyebkan epitaksis pada anak ataupun orang dewasa. ed: reiny dwinanda

***

Mengenali Tanda Bahaya

Ketika si kecil mengalami mimisan, langkah pertama yang perlu dilakukan orang tua adalah membuat anak dalam posisi duduk. Tujuannya agar posisi hidung lebih tinggi dari jantung. Jangan biarkan anak dalam posisi telentang. Hal tersebut bisa mengakibatkan aliran darah ke hidung bertambah deras. Posisi tubuh yang keliru juga bisa membuat darah tertelan ke bagian belakang hidung.

Bungkukan badan si kecil sedikit dan ajaklah ia bernapas melalui mulut. Orang tua sebaiknya menekan cuping hidung selama kurang lebih lima menit. Berikan kompres kain dengan air dingin di hidung anak, bukan daun sirih. Mengompresnya dengan air dingin dapat memperlambat aliran darah. Apabila darah masih keluar, ulangi tindakannya.

Ketika epitaksis terjadi, orang tua tidak perlu langsung terburu-buru membawa anak ke dokter. Jika menurut ayah atau ibu darah yang mengalir cukup deras, barulah membawanya ke dokter. "Terkadang, orang tua menilai pendarahan pada hidung secara berlebihan," kata Rini.

Orang tua harus membawa anaknya ke dokter ketika darah sudah mulai keluar dari mulut. Mimisan yang disertai muntah dan muntahannya seperti warna kopi juga harus diwaspadai. Demikian juga jika wajah anak tampak pucat, berkeringat dingin, dan kurang respons terhadap lingkungan.

Mimisan yang sangat sering sehingga menyebabkan hidungnya tersumbat juga perlu penanganan khusus. Ada kemungkinan ini pertanda pembuluh darahnya kecil-kecil dan mudah rapuh. Pada kondisi ini, orang tua harus segera mengunjungi dokter atau rumah sakit terdekat. Darah yang mengalir akibat mimisan biasanya akan berhenti maksimal dalam waktu 30 menit. Kalau lebih dari itu, orang tua harus segera membawa anak ke rumah sakit terdekat. "Beritahukan kondisi yang terjadi di rumah saat berkonsultasi," kata Rini.

***

Pertolongan Pertama

- Tetap tenang dan pandu anak mengatasi mimisan. Kepanikan orang tua justru akan membuat anak semakin takut. Sebaiknya, orang tua harus bersikap tenang dan menanganinya dengan baik.

- Minta si kecil untuk duduk atau berdiri. Jangan biarkan anak dalam posisi terbaring sebab darah bisa mengalir ke bagian belakang hidung.

- Apabila anak sudah besar dan sedang pilek, mintalah sang anak untuk membuang ingusnya terlebih dahulu. Buanglah ingus dengan perlahan, jangan terlalu kuat.

- Tekan bagian bawah hidung dengan tangan. Kalau anak sudah sedikit lebih besar, ia mampu melakukannya sendiri.

- Jangan masukkan tisu, kain, atau sejenisnya ke rongga hidung dengan niat menghentikan pendarahan. Menghentikan darah bisa dilakukan dengan menekan bagian bawah hidung. Lakukan beberapa kali selama darah masih mengalir.

- Apabila darah masih terus mengalir setelah lebih dari 30 menit, segera bawa ke dokter.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement