Selasa 07 Oct 2014 12:00 WIB
siluet

Rinda Salmun, Memilih Garis Tegas

Red:

Rinda Salmun sudah menyukai dunia fashion sejak kecil. Berawal dari kegemaran membaca majalah-majalah mode, seperti Vogue, Harper’s Bazaar, Elle, dan Eve Mode, bocah 10 tahun itu merangkai cita-citanya menjadi desainer. "Saya merasa sangat tertarik dengan baju-baju yang ada di majalah dan suka berkhayal ingin membuat baju-baju seperti itu, tapi dengan versi yang berbeda atau dengan modifikasi tertentu,"  ujar Rinda kepada Republika.

Kebetulan perempuan satu ini memang suka menggambar. Ia kerap kali menggambar dan berkhayal sendiri tentang rancangan baju-bajunya. Dari situlah ia mulai menekuni dunia fashion dengan mengamati dan mencari inspirasi dari berbagai media.

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:dokpri

Rinda juga mengeyam pendidikan mode. Ia belajar secara formal hingga menimba ilmu menjadi desainer dan mencari pengalaman lewat magang di beberapa tempat. Tidak hanya magang menjadi desainer, tapi juga sebagai humas, stylist, hingga jurnalis fashion. "Untuk saya pribadi, butuh waktu sekitar lima tahun untuk benar-benar mempersiapkan diri untuk meluncurkan label saya, secara mental, keilmuan, dan finansial,"  katanya.

Hingga akhirnya, perempuan kelahiran Jakarta, 17 September, ini meluncurkan label dengan nama dirinya Rinda Salmun setelah lulus kuliah MA Fashion. Namun, baginya untuk menjadi desainer merupakan proses yang terus berjalan sehingga harus terus belajar dari waktu ke waktu.

Ciri khas dari busana yang ia buat merupakan perpaduan antara unsur maskulin dan feminin. Ada perpaduan antara unsur seni ke dalam fashion, peletakan bingkai pada tubuh melalui pakaian, serta garis-garis tegas dalam pola pakaian.

Desainer yang mengidolakan Viktor & Rolf, Alexander McQueen, Cristobal Balenciaga, Nicholas Ghesquiere, hingga Stella McCartney itu memiliki keunggulan tersendiri, yakni pakaian dengan motif bahan yang  "berbeda" karena ia mendesain sendiri motif bahannya. Selain itu, pakaian yang dibuatnya memiliki garis tegas. Namun, menurutnya, publiklah yang mampu menilai karyanya.

Selain busana, Rinda juga mendesain perhiasan dan scarf. Ia mengaku mendapat inspirasi mendesain dari mana saja. Namun, paling sering dari suatu tempat, taman, karya seni, sebuah lagu, atau sosok tertentu.

Sedangkan untuk referensi mode dalam pembuatan karyanya, menurut Rinda, itu tergantung pada tren. Ia tidak menjadikan karya-karya desainer idolanya sebagai kiblat rancangannya. Sebab baginya apabila terlalu merujuk pada rancangan seseorang, nantinya ia tidak akan terlalu bebas bereksplorasi dan akhirnya malah hanya menjiplak.

Hingga saat ini, ia sudah mengeluarkan lima koleksi. Menurutnya, semua koleksi miliknya memberikan kepuasan tersendiri. Kendati begitu, sebagai desainer ia harus selalu sadar diri akan kekurangan dari setiap koleksi tersebut dan berusaha meningkatkan kualitas koleksinya.  rep:dessy susilawaty ed: endah hapsari

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement