Jumat 26 Apr 2013 08:39 WIB
Film Indonesia

9 Summers 10 Autumns: Dilema Kesuksesan

Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB)
Foto: antara
Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB)

REPUBLIKA.CO.ID, "Saya tidak memilih masa lalu saya. Tapi, masa depan itu kita sendiri yang bisa melukiskannya". Inilah pesan motivasi yang disampaikan dalam film inspirasi 9 Summers 10 Autumns.

Film ini diadaptasi dari novel berjudul sama tentang kisah hidup sang penulis, Iwan Setyawan. Film yang rencananya rilis pada 25 April mendatang ini penuh dengan kisah haru biru inspirasi, kebersamaan, dan kekeluargaan.

Diproduksi oleh Artura Insanindo dan Angka Fortuna Sinema, film ini digarap oleh sang sutradara, Ifa Isfansyah, selama setahun. “Film ini memberikan motivasi pada banyak orang," ujar Ifa, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

9 Summers 10 Autumns berkisah tentang perjalanan anak supir angkot bernama Iwan (Ihsan Tarore) yang hidup dengan keterbatasan ekonomi. Di akhir perjuangannya, ia akhirnya mampu menembus batas mimpinya dan sukses di the Big Apple alias New York.

Iwan adalah anak lelaki satu-satunya dari lima bersaudara pasangan supir angkot Hasim (Alex Komang) dan Ngatinah (Dewi Irawan). Bayek, panggilan Iwan, dididik berbeda dibanding empat saudara wanitanya, yakni Mbak Isa (Ani Pratistha), Mbak Inan (Dira Sugandi), Mida (Hayria Faturrahman), dan Rini (Kayana Ayunda Dianti). 

Ayahnya yang seorang supir angkot mengharapkan Bayek menjadi laki-laki berani dan mengerti mesin seperti dirinya. Namun, Bayek tidak seperti yang diharapkannya. Bayek tumbuh menjadi laki-laki yang penakut dan tidak menyukai mesin.

Meski begitu, Bayek tumbuh dan berkembang menjadi anak yang pintar dan selalu mendapat ranking teratas di sekolahnya. Hingga akhirnya ia mendapat PMDK jurusan statistik di IPB.

Keterbatasan ekonominya saat itu membuat ayahnya menolak dan tidak menyetujuinya kuliah jauh-jauh. sang ayah menginginkan agar Iwan menjadi kenek atau supir dan membantunya mencari nafkah bagi keluarga. "Bogor tidak membutuhkan kamu. Rumah ini yang butuh kamu," ucap Hasim pada Bayek.

Tapi, bujukan sang ibu dan keinginan kuat Iwan membuat ayahnya luluh. Dia bahkan rela menjual angkot yang menjadi mata pencaharian satu-satunya demi membiayai kuliah Iwan di Bogor.

Melihat pengorbanan keluarganya, Iwan belajar sungguh-sungguh hingga menjadi mahasiswa terbaik di angkatannya. Dia pun langsung mendapat kerja di Jakarta untuk membayar utang dan membiayai keluarganya.

Kesungguhan menjadikan kehidupan keluarganya lebih baik, membuatnya berhasil menembus kesuksesan dengan bekerja di New York. Selama sembilan musim panas dan 10 musim gugur dijalani Iwan dengan hampa.

Perdebatan batin

Di tengah kesuksesan yang diraihnya, jauh dilubuk hati Iwan merasa sepi dan hampa. Kenangan masa kecilnya pun selalu menghantui. Iwan kecil (Shafil Hamdi Nawara) selalu muncul dan mengingatkannya pada kisah masa lalu yang terbelit keterbatasan ekonomi. Meski begitu, di tengah kesulitan, cerita kebersamaan keluarga selalu menjadi kenangan manis berharga.

Film yang ber-setting di Malang, Bogor, Jakarta, hingga New York ini memang beralur maju mundur. Iwan pun selalu dihadapkan pada perdebatan dengan dirinya sendiri di tengah segala kesuksesannya di New York.

Dalam pikirannya, ia bertanya tentang apa yang diinginkannya dalam hidup. Apakah ia akan terus merantau di negeri orang atau pulang ke Tanah Air dan berkumpul bersama keluarganya. "Kita memang menghadirkan Iwan kecil untuk visualisasi perdebatan dari dalam diri Iwan sendiri," kata Ifa. ed: setyanavidita livikacansera

9 Summers 10 Autumns

Sutradara : Ifa Isfansyah

Pemain : Ihsan Tahore, Dira Sugandi, Shafil Hamdi Nawara, Alex Komang.

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement