REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Kiprah tim bulu tangkis Indonesia di Piala Sudirman 2013 terhenti pada babak perempat final. Indonesia menyerah 2-3 dari favorit juara, Cina, lewat pertarungan sengit di Stadion Putra, Bukit Jalil, Selangor, Kamis (23/5).
Kekalahan ini membuat Indonesia untuk kali pertama gagal melaju ke semifinal sejak Piala Sudirman dipertandingkan pada 1989. Dari 12 penyelenggaraan sebelumnya, Indonesia sekali meraih gelar juara dan enam kali finis sebagai runner-up. Manajer Tim Indonesia Rexy Mainaky mengatakan ini adalah hasil maksimal yang bisa dicapai timnya. Sebab, tim ini dihuni sejumlah pemain muda. “Para pemain muda ini menunjukkan performa lebih dari biasanya,” ujar Rexy seperti dikutip laman resmi PBSI.
Chef de Mission tim Indonesia Anton Subowo menuturkan, strategi memainkan Liliyana pada dua nomor, ganda campuran dan ganda putri, sebenarnya sudah baik. Indonesia ingin menempatkan ganda campuran pada partai pertama agar bisa unggul lebih dulu. “Menang pada gim pertama ini dapat menghancurkan semangat lawan,” kata Anton yang juga menjabat sebagai sekretaris jenderal PB PBSI.
Strategi itu berjalan baik karena Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir menyumbang poin pertama untuk Indonesia setelah mengalahkan Xu Chen/Ma Jin, 21-18, 14-21, dan 21-16. Tapi, Cina berhasil menyamakan kedudukan setelah Chen Long dengan mudah mengatasi perlawanan Tommy Sugiarto, 21-11 dan 21-15. Indonesia kembali di atas angin setelah Angga Pratama/Rian Agung Saputro menumbangkan Cai Yun/Fu Haifeng, 19-21, 21-18, dan 21-15.
Linda Wenifanetri yang diharapkan menjadi penentu kemenangan tak bisa mengatasi juara Olimpiade XXX London 2012, Li Xuerui. Linda takluk 16-21 dan 13-21. Dalam kedudukan 2-2, pasangan Liliyana/Nitya Krishinda Maheswari tak kuasa membendung Wang Xiaoli/Yu Yang. Setelah kehilangan gim pertama 12-21, Liliyana/Nitya memberikan perlawanan sengit di gim kedua.
Sayangnya, beberapa kesalahan pada pengujung gim kedua membuat mereka kembali takluk 19-21. Liliyana mengaku tak mau kalah di ganda putri meski dia spesialis ganda campuran. Walau kalah, dia bangga bisa memberikan perlawanan terbaik kepada ganda putri terkuat dunia itu. Wang/Yu pun memilih lebih banyak mengarahkan shuttlecock ke Nitya ketimbang Liliyana. “Mereka juga sepertinya tegang, teriakannya kencang juga,” ujar Liliyana. Ia mengaku lelah. Tapi, semangat memberikan yang terbaik membuat Liliyana tampil habis-habisan. n antara ed: israr itah
Tabel Juara Piala Sudirman
1989 --> Indonesia
1991 --> Korea Selatan
1993 --> Korea Selatan
1995 --> Cina
1997 --> Cina
1999 --> Cina
2001 --> Cina
2003 --> Korea Selatan
2005 --> Cina
2007 --> Cina
2009 --> Cina
2011 --> Cina.
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.