Ahad 02 Jun 2013 09:27 WIB
Hari Lahir Pancasila

Arif Menyikapi Perbedaan

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri (kanan), didampingi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (kiri) berpidato dalam acara Peringatan Hari Lahir Pancasila di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Sabtu (1/6).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri (kanan), didampingi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (kiri) berpidato dalam acara Peringatan Hari Lahir Pancasila di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Sabtu (1/6).

REPUBLIKA.CO.ID, ENDE -- Wakil Presiden Boediono meminta perbedaan yang ada di Indonesia dikelola dengan arif dan efektif. Wapres meminjam kata-kata Bung Karno, perbedaan perlu dikelola dengan cara berkeadaban. Hal tersebut, menurutnya, sama artinya dengan saling menghormati satu sama lain.

Ia mengatakan, tindakan kekerasan yang masih terjadi di Tanah Air bertentangan dengan cara berkeadaban tersebut. Kekerasan juga dianggapnya sebagai pengingkaran terhadap amanah kebangsaan yang telah diperjuangkan. “Jika dibiarkan, kekerasan akan menjadi kelaziman dan akhirnya menjerumuskan hidup kita semua dalam kegelapan,” katanya saat memperingati Hari Lahir Pancasila di Ende, NTT, Sabtu (1/6).

Wapres mengingatkan, tugas mengatasi dan meredam kekerasan bukan hanya tugas pemerintah, melainkan semua komponen bangsa. Menurutnya, sikap saling menghormati akan selalu gagal jika asas-asas Pancasila dimatikan dalam praktik sosial sehari-hari.

“Sebab, Pancasila adalah praktik. Pancasila adalah kerja. Pancasila bukan ilham semata-mata. Pada akhirnya, Pancasila akan efektif dalam praktik sosial kita jika dapat diwujudkan dalam pelbagai hukum positif yang mengatur hidup kita bersama. Dengan hukum positif itulah suara penyebar kebencian harus ditangkal. Dalam hukum positif itu pulalah provokasi untuk melakukan kekerasan dapat ditangkis,” katanya.

Dalam peringatan Hari Lahir Pancasila tahun ini, MPR dan pemerintah menggelarnya di kota tempat nilai-nilai Pancasila lahir, yakni Ende, Flores, NTT. Peringatan dilakukan di Lapangan Pancasila dekat Taman Rendo tempat pohon sukun berdiri. Di tempat itulah Bung Karno menemukan ilham nilai-nilai Pancasila. Tak hanya peringatan, dalam acara tersebut juga diresmikan dua dari 10 situs bersejarah Bung Karno yang direvitalisasi. Yakni, Rumah Pengasingan dan Taman Rendo.

Terima kasih

Cucu Bung Karno, Muhammad Rizki Pratama, yang merupakan anak dari Guntur Soekarnoputra mengucapkan terima kasih karena pemerintah telah mengabadikan situs bersejarah Bung Karno di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Ia juga berterima kasih kepada masyarakat Ende yang telah merawat peninggalan Bung Karno. “Saya atas nama keluarga besar Bung Karno mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga karena telah merawat dan sekarang mengabadikannya menjadi situs bersejarah peninggalan Bung Karno,” katanya saat memberikan sambutan pada peringatan Hari Lahir Pancasila, Sabtu (1/6).

Menurutnya, pemerintah terutama masyarakat Ende telah membuktikan diri sebagai masyarakat yang bisa menghargai pahlawan. Terlebih, di Ende, dalam tempat pengasingan Bung Karno merenung dan mendapatkan ilham nilai-nilai Pancasila.

“Memaknai Pancasila menegaskan komitmen bahwa nilai pancasila adalah dasar ideologi dalam bermasyarakat dan bernegara. Nilai Pancasila harus menjadi landasan etika dan moral ketika membangun pranata politik dan penegakan hukum dan berbagai aspek,” katanya.

Ketua DPP PDIP Megawati Soekarno Putri yang dijadwalkan memperingati kelahiran Pancasila di Ende bersama Wapres, kemarin, justru terlihat di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat. Ia memilih hadir di acara partainya. Megawati datang bersama Jokowi pada pukul 09.30 WIB. Jokowi kali ini memakai seragam satgas lengkap dengan baret.

Apel siaga ini juga dilaksanakan bersamaan dengan pengukuhan satgas PDIP Cakra Buana. Peserta yang hadir seluruh anggota PDIP dari seluruh Indonesia.Dalam acara ini, hadir pula perwakilan dari partai lain. Partai undangan yang hadir, di antaranya, PKS dan PKPI. n esthi maharani/c72

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement