REPUBLIKA.CO.ID, Banyak cara unik yang dilakukan oleh calon yang maju dalam pemilukada untuk merebut simpati publik. Tidak terkecuali intelektual muda yang maju dalam Pemilukada Bogor, Bima Arya Sugiarto. Pengajar di Universitas Paramadina ini mencoba merebut dukungan publik dengan memecahkan rekor mengajar estafet terlama 18 jam yang dicatat dalam Museum Rekor Indonesia (Muri).
Dalam siaran pers yang diterima Republika, Bima berangkat dari rumahnya di Baranangsiang, Kota Bogor, Jawa Barat, sekitar pukul 04.00 WIB didampingi istrinya, Yane Ardian. Setelah salat Subuh dan memberi pematerian kepada para santri di Masjid Sirojul Huda, Katulampa, Bogor Timur, Bima meluncur ke Bogor Selatan untuk memberi pematerian kepada majelis taklim dan PAUD masing-masing selama sekitar 30 menit.
Dari sana, dia bergerak ke TK Srikandi di kawasan Bondongan dan SDN Polisi 4 di Bogor Tengah. Di SD tempat sekolahnya dulu ini Bima mengajar selama 45 menit kepada ratusan murid.
Bima kemudian memberi pematerian kepemimpinan kepada para siswa di SMAN 1, Jalan Ir H Djuanda, Bogor Tengah. “Mau jadi leader atau follower?” tanya Bima kepada para siswa. “Leader!” jawab mereka serempak. “Kalau mau jadi pemimpin dan orang sukses, kuncinya gampang. Selalu jadi orang baik, jujur, gigih, dan kerja keras,” ujarnya.
Sebelum ke SMAN 1, pria berusia 41 tahun itu mengajar di SMPN 1 yang juga di Bogor Tengah. Salah satu peraih gelar doktor termuda di Indonesia ini adalah alumnus kedua sekolah tersebut sebelum kuliah di Universitas Parahyangan dan University of Melbourne, Australia. Setelah salat Zhuhur, Bima mengajar di SMK Pembangunan 1 di Jalan Selakopi, Sindangbarang, Bogor Barat. Lalu, dilanjutkan ke SMA Bina Insasi di Sukadamai, Tanah Sareal dan LP3I di Yasmin Center, Bogor Barat.
Selepas maghrib, Bima memberi pematerian pengembangan karakter dan kepemimpinan kepada ratusan anggota organisasi kepemudaan di sekretariat Paguyuban Bogor di Bogor Utara. Agenda 18 jam mengajar nonsetop diakhiri dengan pematerian kepada sekitar 500 guru yang tergabung dalam Aliansi Guru Kota Bogor di Gedung Wanita, Bogor Tengah. Selama melakukan upaya pemecahan rekor, Bima Arya persiapan teknisnya dibantu oleh Paguyuban Bogor. Lembaga ini bergerak di bidang pemberdayaan dan pengaderan generasi muda di Kota Hujan itu.
Ketua panitia pencetakan rekor mengajar nonstop terlama Bima Arya dari Paguyuban Bogor, Mita Rosette, mengatakan, meskipun Bima Arya telah menjadi salah satu tokoh nasional, sebagai putra asli Bogor dia tetap ingin memberi sesuatu hal yang berharga kepada masyarakat Bogor.
Penciptaan rekor Muri kemarin juga menjadi ajang launching buku biografinya, Titik Balik Bima Arya. Di setiap tempat mengajar, dia membagikan buku inspiratif itu secara gratis kepada para siswa, orang tua murid, dan mahasiswa yang hadir. Bima Arya mengaku memilih tema “Pengembangan Karakter dan Kepemimpinan” karena kedua hal ini merupakan landasan dalam pembangunan manusia agar Indonesia menjadi bangsa yang semakin kokoh.
“Saya juga ingin memberikan inspirasi kepada para pendidik bahwa tema yang sama bisa disampaikan pada setiap jenjang usia dan pendidikan dengan kreativitas cara penyampaian dan pengenalan audiensi dengan baik,” katanya.
Ketua Umum Muri Jaya Suprana menyampaikan selamat kepada Bima Arya atas keberhasilan pencetakan rekor mengajar terlama nonsetop di 19 titik dalam tempo 18 jam. “Kami melihat ini tidak hanya suatu pemecahan rekor. Tapi lebih dari itu, sarat nilai-nilai pendidikan, kepemimpinan, dan pengembangan karakter yang disampaikan Bima Arya kepada generasi muda. Ini juga salah satu spirit Hari Kemerdekaan yang baru saja kita peringati,” katanya. n ed: muhammad fakhruddin
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.