Sabtu 18 Jan 2014 08:12 WIB
Sukarelawan

Waspada Oknum Relawan Kemanusiaan

  Petugas Basarnas mengevakuasi korban banjir di kawasan Kampung Pulo, Jakarta, Ahad (12/1).  (Republika/Yasin Habibi)
Petugas Basarnas mengevakuasi korban banjir di kawasan Kampung Pulo, Jakarta, Ahad (12/1). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI — Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi, Jawa Barat, mengimbau masyarakat untuk mewaspadai oknum tim relawan kemanusiaan. Mereka diduga hanya mengambil keuntungan dari musibah banjir di wilayah setempat. “Banyak oknum yang mengaku sebagai tim SAR maupun tim logistik Pemkot Bekasi, padahal mereka hanya ingin mengambil keuntungan dari musibah banjir,” kata Kepala Dinas Sosial Kota Bekasi Agus Dharma di Bekasi, Jumat (17/1).

 

Menurut Agus, kehadiran para oknum itu diketahui pihaknya dari informasi korban di berbagai tempat pengungsian. Seperti di pengungsian Lotte Mart, RW 26, Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Selatan, dan Perumahan Bumi Nasio, Kecamatan Jatiasih.

Pihaknya mengimbau kepada masyarakat yang ingin memberikan bantuan kepada korban banjir untuk langsung menyerahkannya ke posko banjir di Pendopo Pemkot Bekasi Jalan Ahmad Yani Nomor 1 Bekasi Selatan. “Bagi masyarakat yang ingin memberikan bantuan, harap waspadai kehadiran oknum tersebut. Mereka berdalih sebagai petugas kemanusiaan yang diutus Pemkot Bekasi,” ujar Agus.

 

Sementara itu, dari data yang dihimpun Dinas Sosial, diketahui sebanyak 2.765 rumah dan delapan sekolah terendam banjir pekan ini. Pemerintah akan mengupayakan distribusi bantuan terhadap para korban.

Ia menambahkan, meski banjir sudah surut tapi sejumlah posko tetap beroperasi selama 24 jam untuk mengantisipasi banjir susulan. Kehadiran posko tersebut diharapkan dapat mempermudah informasi pemerintah dengan sejumlah lokasi rawan banjir di Bekasi.

Tanggul jebol

Dari Kota Tangerang, dilaporkan tanggul Kali Angke di Perumahan Puri Kartika  jebol sepanjang 20 meter akibat tidak mampu menahan beban luapan air. Akibat jebolnya tanggul tersebut, permukiman warga di Perumahan Puri Kartika Ciledug terendam air dengan ketinggian mencapai 80 sentimeter.

Dewi, warga perumahan Puri Kartika Ciledug, mengatakan, tanggul jebol karena debit air di Kali Angke yang begitu besar dengan arus kencang. Ditambah lagi dengan banjir yang merendam permukiman warga sejak tiga hari lalu. Sehingga, tanggul yang sudah dibangun sejak lama pun jebol. “Sebenarnya, warga tidak tahu bila tanggul jebol. Karena, air langsung merendam permukiman warga dengan cepat tiga hari lalu. Ternyata, ada tanggul yang jebol,” katanya.

Ketua RW 09 Perumahan Puri Kartika Dadang menjelaskan, tanggul di perumahan tersebut jebol karena diakibatkan kondisinya yang sudah rapuh. Akibatnya, ketika arus deras dari Kali Angke maka tak mampu menahan dorongan yang menyebabkan jebol. “Selain luapan Kali Angke, banjir juga karena adanya tanggul yang jebol,” ujarnya.

Menurut Dadang, tanggul yang jebol itu merupakan tanggul tambahan yang dibuat oleh warga perumahan sejak tahun 1993. Awalnya tanggul ini dibuat oleh pengembang, kemudian ditambah setinggi satu meter atas swadaya warga karena kondisinya yang sudah lama sehingga terjadi erosi dan rapuh. Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan dirinya telah melakukan pengecekan dan meminta kepada Dinas Pekerjaan Umum untuk melakukan perbaikan dalam waktu segera mungkin.

“Saya minta Dinas Pekerjaan Umum melakukan perbaikan tahap sementara dan permanen agar tidak meluas,” kata Arief. n antara ed: Muhammad hafil

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement