REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama meminta warga dan pemimpin Jerman tak perlu mengkhawatirkan isu penyadapan Paman Sam terhadap Jerman. Dia mengaku tidak akan membiarkan aksi intelijen merusak hubungan kedua negara. Hal itu disampaikan Obama saat diwawancarai televisi Jerman, Sabtu (18/1).
Menurut Obama, perbedaan pandangan terhadap kedua pihak bukan alasan untuk memata-matai Jerman. "Saya harus dan tak boleh merusak hubungan melalui pengawasan yang menghambat kepercayaa antara kami. Selama saya menjadi presiden, Kanselir Jerman (Angela Merkel) tak perlu khawatir soal itu," ujar Obama kepada ZDF dalam wawancara selama 16 menit itu.
Pernyataan Obama menyiratkan keinginan AS untuk memperbaiki kerusakan hubungan kedua negara. Sebelumnya, dokumen yang diperoleh dari mantan pegawai Badan Intelijen AS (CIA) mengungkapkan, Badan Keamanan Nasional AS (NSA) telah memantau komunikasi warga Eropa.
Bahkan, AS disebut-sebut telah menyadap telepon seluler Kanselir Jerman Angel Merkel. Wawancara dilakukan selang sehari setelah Obama mengumumkan rencananya mereformasi NSA. Salah satu butir perubahan itu yakni melarang aksi penyadapan terhadap pemimpin dari negara sekutu dekat AS.
Meski demikian Obama tetap yakin pengawasan atau aksi intelijen tetap diperlukan. Hal itu bertujuan untuk melindungi AS dan juga sekutu-sekutunya. Menurut presiden Afro-Amerika pertama ini, kemampuan intelijen AS melebihi banyak negara lain.
"Mengapa kita membutuhkan jasa intelijen jika mereka hanya tahu hal yang dapat Anda baca di Der Spiegel (majalah) atau New York Times," ujar Obama menyindir surat kabar yang membocorkan dokumen pengawasan AS.
Juru Bicara Kebijakan Luar Negeri Jerman Philipp Missfelder mengatakan, berita mengenai tindakan spionase AS terhadap Jerman membuat hubungan kedua negara jatuh pada level terendah. Ini merupakan penurunan hubungan paling rendah selama lebih dari satu dekade.
Juru bicara Pemerintah Jerman Steffen Seibert mengatakan, Jerman akan menunggu dan melihat apa yang selanjutnya terjadi. Ini akan dilakukan sebelum mereka membuat keputusan akhir tentang reformasi intelijen Obama. "Pemerintah terus berharap bahwa hukum Jerman dapat dihormati di Jerman, termasuk dan terutama oleh mitra dekat kami," ujar Seibert.
Selama ini Jerman menjadi tuan rumah lebih dari 30 ribu tentara AS, terutama di wilayah selatan dan barat. Berita pekanan Jerman Der Spiegel, mengutip dokumen Snowden, melaporkan, fasilitas diplomatik dan militer AS di Jerman telah digunakan untuk operasi pengawasan di masa lalu. n ap/reuters ed: teguh firmansyah
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.