Senin 06 Oct 2014 14:00 WIB

Sinabung Meletus Empat Kali

Red:

SUMUT — Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi melaporkan, Gunung Sinabung telah meletus sebanyak empat kali pada Ahad (5/10). Letusan tersebut disertai dengan luncuran awan panas.

Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, erupsi  pertama pukul  01.46 WIB. Saat itu, melalui pantauan menggunakan kamera pendeteksi panas, meluncur awan panas guguran dari puncak sejauh 4.500 meter ke arah selatan. Tinggi abu vulkanik 2.000 meter dengan lama erupsi 263 detik.

Erupsi kedua pada hari yang sama terjadi pada 06.38 WIB. Letusan ditandai dengan awan panas guguran dari puncak dengan jarak luncur sejauh 2.500 meter ke arah selatan. Lama erupsi kedua tersebut 152 detik.

Erupsi ketiga terjadi pukul 07.36 WIB.  Terjadi awan panas guguran dari puncak dengan jarak luncur sejauh 3.000 meter ke arah selatan dengan lama erupsi 158 detik. Selanjutnya, pukul. 07.53 WIB terjadi erupsi keempat.

Saat itu, terjadi awan panas guguran dari puncak dengan jarak luncur sejauh 4.500 meter ke arah selatan. Tinggi kolom abu vulkanik 3.000 meter dengan lama erupsi 229 detik.

Sutopo mengatakan, kendati terjadi erupsi berulang, status gunung tetap pada Siaga (level III). "Kondisi masyarakat tetap normal. Tidak ada penambahan pengungsi," ujarnya, Ahad (5/10).

Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono mengiyakan bahwa Gunung Sinabung pada Ahad (5/10) mengalami empat kali erupsi. "Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan perlindungan dan bimbingan kepada masyarakat, khususnya pengungsi di sekitar Gunung Sinabung," katanya.

Sebelumnya, Gunung Sinabung juga meletus pada Rabu (24/9) pukul 13.43 WIB. Saat itu, guguran awan panas meluncur sejauh dua kilometer ke arah tenggara.

Slamet tak stabil

Surono juga menerangkan, aktivitas vulkanik Gunung Slamet yang meliputi Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes, belum stabil. "Hingga saat ini, Gunung Slamet masih mengalami aktivitas kegempaan berupa gempa tremor menerus," ujarnya.

Oleh karena itu, menurutnya, status Gunung Slamet masih tetap Siaga dan masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius empat kilometer dari puncak. Di luar radius tersebut, kondisinya aman. Surono mengatakan bahwa masyarakat dapat beraktivitas, seperti biasa.

Ia menjelaskan, berdasarkan pengamatan PVMBG Badan Geologi di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Pemalang; diGunung Slamet pada Sabtu (4/10), pukul 18.00-00.00 WIB, terjadi gempa tremor menerus.

Selain itu, pada Ahad (5/10) pukul 00.00-06.00 WIB, Gunung Slamet teramati mengembuskan asap putih tipis hingga sedang dengan ketinggian 50-200 meter dari puncak serta terekam gempa tremor menerus.

Ia mengungkapkan, ada kemungkinan energi yang dikumpulkan Gunung Slamet melalui gempa tremor menerus hanya dilepas dalam bentuk embusan. "Saya berharap seperti itu (energi dilepas hanya dalam bentuk embusan, bukan sebagai material pijar --Red)," katanya. rep:c89/antara ed: fitriyan zamzami

PENGUNGSI SINABUNG:

Jumlah Pengungsi:  4.729 jiwa (1.444 KK)

Dipulangkan:  17.506 jiwa  (5.020 KK)

Di Hunian Sementara:  6.179 jiwa (2.053 KK)

Lokasi Pengungsian: 17 titik

Desa Relokasi:  Sukameriah, Bekerah, Simacem

Sumber: Badan Nasional Penanggulangan Bencana

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement