Selasa 08 Jul 2014 12:32 WIB

BIN: Waspadai Berita Menyesatkan dari Jurnalis Asing

Red:
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Letjen TNI (Purn) Marciano Norman menjawab pertanyaan wartawan usai mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (24/2).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Letjen TNI (Purn) Marciano Norman menjawab pertanyaan wartawan usai mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (24/2).

JAKARTA -- Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman meminta agar masyarakat mewaspadai pemberitaan menyesatkan oleh jurnalis asing. Menuju hari pemungutan suara pilpres, 9 Juli 2014, menurut Kepala BIN, mulai beredar isu-isu dan rumor yang mendiskreditkan aparatur dan lembaga negara, serta mengarah pada upaya adu domba antarkelompok masyarakat. Isu ini disebarkan oleh oknum jurnalis asing.

Pemerintah dan seluruh jajarannya TNI, Polri, BIN, dan aparat sipil negara telah berkali-kali menegaskan untuk menjaga netralitas dalam pelaksanaan Pemilu 2014. Bahkan, menurut Marciano, ia telah berulang kali menegaskan, tentang wajib hukumnya bagi seluruh aparat intelijen untuk memegang teguh asas profesionalitas dan netralitas dalam mengamankan pelaksanaan Pemilu 2014.

"Sehubungan dengan masih adanya berita-berita di beberapa media yang mengait-kaitkan BIN dengan isu ketidaknetralan, money politic, dan adanya pernyataan jurnalis asing tentang operasi rahasia Kopassus dan BIN untuk memengaruhi hasil pemilu, saya menegaskan bahwa itu sama sekali tidak benar dan sangat menyesatkan," kata Kepala BIN dalam rilis yang diterima Republika, Senin (7/7). 

Hendaknya, kata dia, apa yang disampaikan pihak penyebar berita harus berdasarkan bukti nyata, bukan berdasarkan asumsi, rumor yang diangkat menjadi komoditas isu bagi kepentingan tertentu. Oleh karena itu, kata Marciano, BIN mengimbau seluruh masyarakat untuk tidak begitu saja memercayai isu-isu yang akan merugikan.

"Mari kita songsong hari pemungutan suara dengan damai dalam suasana yang menyejukkan.  Silakan memilih pemimpin yang diyakini mampu membawa bangsa ini menuju masa depan Indonesia yang lebih baik dari waktu-waktu sebelumnya," ujarnya.

Marciano mengatakan, Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) perlu mendapat dukungan agar mereka dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Untuk masalah keamanan, lanjutnya, percayakan kepada TNI/Polri yang sudah mengantisipasi dan mempersiapkan segala sesuatunya untuk menjamin terlaksananya pilpres yang aman dan damai.

Sebelumnya, jurnalis asing Allan Nairn menulis di blog pribadinya www.allannairn.org. Dalam tulisan berjudul "Do I Have Guts," Prabowo Asked, "Am I Ready To Be Called A Fascist Dictator?" Allan mendiskreditkan calon presiden nomor urut satu Prabowo Subianto sebagai tokoh yang antidemokrasi.

Allan juga menuliskan, Kopassus dan BIN terlibat dalam operasi rahasia guna memengaruhi pemilihan presiden. Operasi tersebut, kata dia, dirancang untuk menjamin kemenangan Jenderal Prabowo pada 9 Juli. "Prabowo Subianto sempat lama menjadi orang binaan Pentagon dan intelijen AS," tulisnya. rep:joko sadewo ed: muhammad fakhruddin

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement