Apakah pemerintah sudah menawarkan Ford untuk membuat pabrik di Indonesia?
Penawaran sudah pasti ada. Dengan mereka membuka kantor di Indonesia, arahnya pasti ke sana dan kalau market-nya cukup, mereka pasti akan bikin pabrik di sini. Mungkin selama ini penjualan Ford di Indonesia kurang bagus sehingga mereka memutuskan tutup.
Itu keputusan mereka dan kita nggak bisa maksa karena setiap perusahaan punya pendapat sendiri. Tapi, dengan tutupnya Ford, bukan berarti pasar otomotif Indonesia nggak menarik. Buktinya yang lain masih nambah investasi, seperti Mitsubishi, Isuzu, dan Wuling.
Selama ini pabrikan Jepang dan Cina yang mendominasi industri otomotif Indonesia. Apakah pabrikan Amerika atau Eropa belum tertarik buka pabrik di Indonesia?
Kami tidak bisa menyebut begitu. Semua diberi kesempatan yang sama. Tapi, mungkin mereka tidak berusaha untuk membuat mobil yang lagi tren di Indonesia. Pasar Indonesia sekarang trennya multi purpose vehicle (MPV) dan mulai merambah ke sport utility vehicle (SUV).
Kalau nggak punya tipe produk tersebut, akan susah juga persaingannya. Seperti yang dilakukan General Motor. Mereka melihat ada peluang melalui PT SAIC General Motors Wuling (SGMW). Maka, SGMW yang didorong ke sini karena punya produk MVP.
Dengan penutupan diler Ford di Indonesia, apakah penjualannya akan berhenti secara total?
Ini karena persaingan dan krisis global sehingga penjualan turun. Namun, bukan berarti produknya nggak dijual di sini. Produknya tetap dijual, hanya mereka tidak mempunyai agen tunggal sehingga penjualan lewat importir umum dalam bentuk completely build up (CBU).
Memang, memasarkan mobil dalam bentuk CBU rentan terhadap kondisi ekonomi global dan nilai tukar mata uang. Saat kondisi ekonomi dan nilai tukar tidak bagus, mobil CBU akan goyang.
Sejauh ini apakah sudah ada rencana investasi baru di industri otomotif?
Belum ada, investasi terakhir, yakni SGMW. Sedangkan, yang lainnya, seperti Suzuki, Mitsubishi, dan Isuzu menambah investasi dalam bentuk ekspansi. Untuk mendorong industri otomotif, kami juga menumbuhkan industri penunjangnya, yakni baja.
Dengan demikian, struktur industrinya kuat dan akarnya bisa semakin kokoh untuk menjadikan Indonesia sebagai basis ekspor. Oleh Rizky Jaramaya, ed: Ferry Kisihandi