Selasa 26 Aug 2014 12:00 WIB

MU, Kegalauan Sang Mantan

Red:

Oleh: Rakhmat Hadi Sucipto -- Aneh rasanya terbiasa berada di papan atas, tiba-tiba terperosok cukup jauh dari posisi gelimang prestasi. Inilah yang kini sedang dirasakan oleh para pemain Manchester United (MU) setelah musim 2013-2014 lalu hanya finis pada urutan ketujuh.

Jangankan bisa bermain di Liga Champions, masuk ke level Europa League saja MU tak mampu. Setan Merah musim lalu hanya mampu meraih 64 angka dari hasil 19 kali menang, tujuh seri, dan 12 kali kalah. Hasil yang sungguh memalukan bagi klub sekelas MU.

MU jauh di bawah sang jawara Manchester City yang mengoleksi 86 angka, terpaut 22 poin. Kemampuan lini depan MU pun musim lalu menyedihkan karena dari 38 kali pertandingan yang dijalani, Wayne Rooney dkk waktu itu hanya bisa 64 kali menjebol gawang lawan, sementara mistar gawangnya kebobolan 43 kali.

Tentu, kinerja MU musim lalu benar-benar menyentakkan publik karena lawan berat mereka, City dan Liverpool, sama-sama bisa mencetak lebih dari 100 gol. City mengoleksi 102 gol dengan kemasukan 37 gol, sementara Liverpool 101 kali menjebol gawang lawan dengan kebobolan 50 kali.

City dan Liverpool masih menjadi ancaman serius bagi MU pada musim 2014-15 ini. Adangan berat lainnya tentu dari Chelsea yang sangat percaya diri menatap kompetisi kali ini. Bahkan, pada bursa transfer musim panas kali ini, Chelsea tak royal belanja pemain. Sang manajer Jose Mourinho merasa skuat lamanya juga sudah digdaya, apalagi kini mendapatkan suntikan dari pemain baru, seperti Diego Costa, Filipe Luis, dan Cesc Fabregas. Artinya, lini tengah dan depan Chelsea makin kuat.

Chelsea mewakili tim yang paling tangguh di barisan pertahanan. Dari tujuh tim teratas hingga akhir kompetisi musim lalu, the Blues hanya kemasukan 27 gol, paling sedikit dibandingkan dengan tim-tim lainnya. City yang menempati urutan pertama saja kebobolan 37 gol, sedangkan Liverpool kemasukan 50 gol. Dengan Liverpool saja, gol kemasukan Chelsea tak sampai setengahnya.

Arsenal yang musim lalu mengakhiri kompetisi pada urutan keempat juga tentu patut diwaspadai. Musim lalu, the Gunners juga mencemaskan tim-tim lain. Finis dengan raihan 79 poin, berarti hanya terpaut tiga angka dari Chelsea. Pertahanan tim asuhan Arsene Wenger ini juga lumayan kuat karena hanya kemasukan total 41 gol.

Everton yang selama ini menjadi langganan tim papan tengah juga mulai ganas. Tim yang bermarkas di Goodison Park ini finis dengan total raihan 72 poin, hanya terpaut tujuh angka dengan peringkat keempat Arsenal. Tottenham Hotspur juga selalu menyulitkan tim-tim lainnya. Musim lalu mengakhiri perjalanan laga pada urutan keenam dengan raihan 69 angka, menyingkirkan MU. Everton dan Hotspur inilah yang mewakili tim Inggris untuk berlaga di Europa League.

Fakta-fakta itulah yang membuat para pemain, terutama mantan pemain MU cemas. Dalam ulasannya di The Independent, Kamis (21/8) lalu, Paul Scholes mengaku takut melihat masa depan mantan timnya. Menurut mantan pemain tengah tersebut, MU membutuhkan minimal lima pemain dengan kualitas hebat untuk menghindari kinerja buruk terulang kembali.

"Saya takut dengan kondisi United. Sejujurnya, saya takut tim ini akan mengalami nasib serupa dengan Liverpool yang terperosok pada era 1990-an," ungkap Scholes. Dia pernah mengusulkan agar MU mendatangkan Cesc Fabregas dari Barcelona. Namun, MU terlambat karena pemain asal Spanyol tersebut sudah bergabung dengan rivalnya, Chelsea.

Scholes pun merekomendasikan pemain asal Bayern Muenchen Toni Kroos agar diboyong ke Old Trafford. Sayang, dia juga sudah menjadi milik Real Madrid. Langkah kurang gesit itulah yang membuat pemain bertubuh mungil ini khawatir dengan kinerja MU pada masa mendatang.

"Apa yang MU butuhkan? Lima pemain saja cukup!" ujar Scholes.

Lima pemain dengan talenta yang setara bisa membuat perubahan besar bagi MU. "Biar saya perjelas. Saya sungguh merasa sakit mengkritisi klub ini karena saya menghabiskan seluruh hidup saya sebagai pemain di sini. Tapi, MU memang benar-benar harus bisa menjaga diri agar tak terjungkal lagi."

Mantan pemain MU lainnya, Gary Neville, juga menyatakan MU butuh beberapa pemain lagi. Akan tetapi, MU harus membeli pemain yang benar-benar bisa menyatu dan memberi kontribusi bagi tim sehingga dana besar yang dikeluarkan klub tak mubazir.

"Tentu MU perlu berbelanja pemain karena itu memang harus dilakukan. MU harus membawa lebih banyak pemain lagi, jelas itu harus dilakukan. Namun, mereka harus membawa pemain yang pas bagi tim," ujar ambasador tim MU ini, seperti dilaporkan Sky Sports, beberapa hari lalu.

"Dalam 12 bulan terakhir, MU sudah menghabiskan 140 juta poundsterling untuk membawa Zaha, Herrera, Shaw, Fellaini, dan Mata. Musim lalu saya katakan beberapa pemain tersebut tak tepat bagi MU, itu pembelian panik karena mereka tak bisa mengerti filosofi tim dan MU sudah merasakan kesalahan itu," lanjut Neville.

Sama seperti Scholes, Neville melihat pemain yang bisa membawa MU ke arah yang lebih baik ada pada diri Gareth Bale, Toni Kroos, Cesc Fabregas, dan Filipe Luis. "Dengan uang sebanyak itu, atau sedikit lebih banyak lagi, MU bisa membawa mereka."

Neville yakin, bila empat pemain tersebut bergabung, MU tak hanya bisa kembali berjaya di Liga Primer Inggris, bahkan di level Liga Champions. Namun, beberapa pemain sudah menjadi milik klub lain. Madrid mungkin tak akan rela melepas Bale yang terbukti mampu mendongkrak performa tim. "Kunci suksesnya, apakah MU bisa mendapatkan pemain yang mereka inginkan? Jadi, jangan sekadar menghabiskan uang."

Menurut Neville, tahun lalu MU membawa dua pemain yang tak bisa menyatu dengan pemain-pemain lainnya. "Itu menjadi masalah besar," ujar mantan bek tersebut tanpa menyebut dua pemain yang dia maksud.

MU belum terlambat memperbaiki diri. Karena itu, dia berharap manajer baru MU, Louis van Gaal, tak mengulangi "pembelian panik", seperti yang pernah dilakukan manajer MU sebelumnya. Manajer asal Belanda ini harus memiliki cara pandang yang berbeda dengan David Moyes yang gagal menjadi arsitek MU musim lalu.

"Saya ingin melihat fakta masa lalu. Kami berada di sini 12 bulan lalu, dan sebagai fan MU yang selalu menjadi juara, melihat tim ini kalah dari Swansea City di kandang sendiri pada laga perdana musim ini, sementara tim ini sudah menghabiskan 140 juta poundsterling dalam 12 bulan terakhir, tentu saya bilang Anda gila," ujar Neville menjelaskan.

Setelah timnya kalah dari Swansea, Van Gaal pun akhirnya menyadari kesalahannya. Dia berjanji akan mengubah cara baru untuk memperbaiki tim ini.

Banyak penggemar MU tak percaya dengan kekalahan atas Swansea. Apalagi, bila melihat pertandingan pramusim yang dilakoni MU. Setan Merah tampak sangat digdaya.

Pada tur pramusim, Manchester United bertandang ke LA Galaxy, AS, mengikuti turnamen Chevrolet Cup. MU menggilas tuan rumah dengan skor telak 7-0 pada 23 Juli lalu. Kemudian, Iblis Merah berpartisipasi dalam laga International Champions Cup dari 26 Juli hingga 2 Agustus.

Pada laga pertama, MU menundukkan AS Roma dengan skor 3-2, imbang 0-0 dengan Inter Milan, dan menundukkan Real Madrid 3-1. Bahkan, pertandingan MU dengan Madrid tersebut dipenuhi 109.318 orang penonton, memecahkan rekor jumlah penonton laga final Liga Champions musim lalu. Pada partai puncak, MU menggasak Liverpool dengan skor 3-1 dan menjadi juara turnamen tersebut.

Robbie Savage, mantan pesepak bola yang kenyang bermain di Liga Primer Inggris, juga memiliki pemikiran yang serupa dengan Neville maupun Scholes. Menurut pemain asal Wales tersebut, manajer MU perlu mencari tiga pemain saja yang memiliki DNA Setan Merah. Bila MU punya pemain tersebut, kinerja klub akan sangat dahsyat pada musim ini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement