Oleh: Rahmat Hadi Sucipto -- Sepak bola adalah bisnis. Bisnis olahraga yang menarik, ya sepak bola. Jadi, sepak bola dan bisnis ibarat dua sisi mata uang. Keduanya tak terpisahkan.
Kini, sepak bola menjadi industri yang menarik di seluruh jagat raya ini. Nyaris setiap negara di benua manapun pasti memiliki kompetisi sepak bola domestik. Bahkan, di Eropa saja kompetisi domestik ada beberapa kelas dan beberapa level kompetisi.
Di Inggris, misalnya, Liga Primer menjadi kelas tertinggi. Di bawahnya ada Football League yang dibagi lagi menjadi tiga divisi, yaitu Championship, League One, dan League Two. Selain itu, Inggris juga memiliki kompetisi lain, di antaranya Piala Liga dan Piala FA.
Tentu saja, pemain kelas dunia memburu Liga Primer yang menjadi simbol gelimang harta. Siapa yang tak mau bermain di liga domestik ini? Gareth Bale dan Cristiano Ronaldo sebelum pindah ke klub Spanyol Real Madrid dengan nilai transfer fantastis pun bermain di Liga Inggris.
AT Kearney, perusahaan konsultasi manajemen global yang berbasis di Chicago, Amerika Serikat (AS), menyebutkan industri olahraga juga melibatkan banyak industri lainnya, di antaranya industri makanan, infrastruktur, teknologi informasi, media, hingga industri konveksi. Total dari keseluruhan industri yang mendorong pertumbuhan industri olahraga menciptakan nilai market hingga 450 miliar euro (620 miliar dolar AS).
Bahkan, AT Kearney mengungkapkan, industri olahraga global tumbuh lebih cepat dibanding dengan produk domestik bruto (PDB) di seluruh dunia. Pada 2009 saja, market olahraga yang hanya melibatkan penjualan tiket, hak siar media, dan pendapatan hak komersial sudah menembus 64 miliar dolar AS.
Sepak bola menjadi jenis olahraga yang paling menggoda. Sepak bola menjadi raja pasar olahraga dengan nilai market 28 miliar dolar AS atau mengambil porsi 43 persen dari total market olahraga di seluruh dunia pada 2009. Khusus di Eropa saja, nilai pasar sepak bola sudah mencapai 22 miliar dolar AS pada tahun tersebut.
Bayangkan dengan nilai total olahraga di AS yang hanya 32 miliar dolar AS. Artinya, sepak bola memang menjadi magnet olahraga dunia.
Football AS yang terkenal hanya mengambil market 13 persen, sementara baseball 12 persen. Formula 1 yang sarat dengan sentuhan teknologi tinggi hanya mengambil market 7,0 persen, bola basket 6,0 persen, hoki 4,0 persen, tenis 4,0 persen, dan golf hanya 3,0 persen.
Apa yang menjadi pemicu pertumbuhan market sepak bola di Eropa? Berdasarkan survei TV Sports Markets, hak siar televisi memberikan kontribusi terbesar bagi pendapatan lima liga utama di Eropa, yaitu Liga Primer Inggris, Serie A Italia, La Liga Spanyol, Ligue 1 Prancis, dan Bundesliga Jerman. Nilainya pada 2013-14 saja sudah menembus 5,072 miliar euro (6,7 miliar dolar AS), naik 25 persen dari musim sebelumnya.
Liga Primer memimpin market hak siar televisi dengan nilai total 2,206 miliar euro. Liga Serie A menyusul dengan total nilai 975 juta euro, diikuti La Liga (710 juta euro), Ligue 1 (640 juta euro), serta Bundesliga (541 juta euro).
Tentu, nilai market masing-masing liga akan makin besar bila nilai pendapatan dari penjualan tiket dan hak komersial lain dimasukkan dalam valuasi tersebut. Padahal, gabungan dari tiket dan hak komersial lain juga sangat besar.
Kajian The Conversation menyebutkan, Liga Primer mendominasi ekonomi komersial dibandingkan empat liga lainnya selama beberapa dekade terakhir. Pendapatan klub-klub Liga Primer pada 2012 sudah mencapai 2,9 miliar euro. Bandingkan dengan Bundesliga yang hanya 1,9 miliar euro, La Liga 1,8 miliar euro, Serie A 1,6 miliar euro, serta Ligue 1 1,1 miliar euro.
Nilai ekonomi Liga Primer sangat tinggi karena didukung oleh pendapatan hak siar yang tinggi. The Conversation mengungkapkan, jaringan siar Liga Primer juga lebih luas sehingga jumlah pemirsanya pun diperkirakan lebih banyak. Setiap tayangan langsung pertandingan Liga Primer bisa ditonton oleh lebih dari 12 juta orang, sementara Serie A hanya 4,5 juta, La Liga 2,2 juta, Bundesliga 2,0 juta.
Jumlah nilai kontrak hak siar televisi domestik di Liga Primer pada 2012 lalu sudah lebih dari 3,0 miliar pound. Nilai empat liga lainnya masih kecil. Serie A hanya 721 juta pound, Ligue 1 581 juta pound, La Liga 511 juta pound, dan Bundesliga 417,4 juta pound.
Menurut lembaga keuangan internasional Deloitte, gabungan lima liga top Eropa memberikan pendapatan total hingga 9,8 miliar euro pada musim 2012/13, naik 5,0 persen dibandingkan musim sebelumnya. Inilah yang membuat nilai market sepak bola Eropa naik 2,0 persen menjadi 19,9 miliar euro.
Deloitte memperkirakan nilai kontrak baru dari dua liga terbesar di Eropa dengan pemegang hak siar televisi akan lebih dari 11 miliar euro pada 2013/14. Ini pula yang membuat nilai market liga terus naik.
Analisis Transfermakt menyebutkan, nilai market dari lima liga top di Eropa sudah menembus 12,75 miliar euro. Lagi-lagi, Liga Primer memimpin dengan nilai 3,73 miliar euro, disusul La Liga (2,77 miliar euro), Serie A (2,41 miliar euro), Bundesliga (2,4 miliar euro), serta Ligue 1 1,44 miliar euro.
Besarnya nilai market ini ternyata sebanding dengan kemampuan klub-klub dalam berbelanja pemain. Klub di Liga Inggris terbukti menunjukkan pertumbuhan belanja yang terus meningkat.
Tercatat sejak 2005 hingga 2014, The Guardian mencatat kemampuan 20 klub Liga Inggris makin kuat dalam bermain di bursa transfer pemain. Pada 2005, nilai transfer Liga Primer baru sebesar 235 juta pound. Namun, pada 2014 ini yang baru memasuki jendela bursa pertama angkanya sudah mencapai 835 juta pound.
Terjadi kenaikan hingga 32,5 persen dari transfer 2013 senilai 630 juta pound menjadi 835 juta pound pada 2014. Bila diambil rata-rata, terjadi pertumbuhan nilai transfer sebesar 18,2 persen pada periode 2005-2014. Namun, bila dihitung kenaikannya dari 2005 ke 2014 saja, pertumbuhannya mencapai 255,3 persen dalam sembilan tahun terakhir.
Sepertinya tren kenaikan di bursa transfer akan terus terjadi. Apalagi, pendapatan televisi dan nilai kontraknya dengan asosiasi sepak bola juga meningkat. Nilai yang terus bertambah ini juga dipicu oleh jumlah pemirsa yang terbukti makin banyak, bahkan dengan perangkat yang lebih beragam.
Deloitte memprediksi hingga akhir 2014, 50-100 juta rumah tangga di seluruh dunia akan mengakses dua atau lebih jaringan televisi berbayar yang terbukti sudah menyumbang pendapatan hingga 3,0 miliar pound. Jumlah rumah tangga yang mengakses siaran TV makin banyak karena provider mampu menyediakan tayangan dengan beragam perangkat. Mereka tak hanya mengakses televisi dengan model analog atau tradisional, tetapi juga menonton TV bersambung internet yang diintegrasikan dengan kabel HDMI yang harganya sangat murah.
Dengan perangkat hybrid, pemirsa sekarang bisa menonton TV melalui personal computer (PC), tablet, dan smartphone. Kehadiran perangkat hybrid sangat vital dalam menunjang produk iklan di dunia. Di Inggris, nilai iklan di televisi sudah mencapai 3,9 miliar poundsterling per tahun. Dengan perangkat hybrid ini, diharapkan bisa menyedot pemirsa dari kalangan lebih muda sehingga bisa tumbuh 5,0 persen.
Kelompok generasi muda menjadi target market karena menjadi pengguna terbesar perangkat online. Survei Deloitte di negara-negara maju menunjukkan, 80 persen pengguna telepon pintar (smartphone) adalah mereka yang berusia 18-24 tahun.
Dengan menyasar tambahan konsumen dari kelompok muda, nilai hak siar TV olahraga premium di seluruh dunia diperkirakan akan meningkat menjadi 16 miliar pound pada 2014, naik 14 persen dibandingkan 2013. Padahal, pada periode 2009-2013, kenaikannya rata-rata hanya 5,0 persen. Tiga per empat dari nilai hak siar premium tersebut didorong oleh 10 kompetisi olahraga utama, termasuk Liga Inggris.
Jadi, wajarlah perputaran uang di Liga Inggris memang sangat besar. Inilah yang menciptakan magnet sangat besar bagi para pemain, manajer, dan tentu para pemilik modal.