Jumat 19 Sep 2014 12:00 WIB

Mencari Jodoh di Jembatan Cinta

Red:

Selama ini DKI Jakarta dikenal sebagai daerah dengan tingkat polusi sangat tinggi. Maka, jangan heran hampir seluruh warga Jakarta, khususnya yang ingin berwisata laut, memilih berlibur ke luar kota atau bahkan ke luar negeri.

Padahal, Jakarta memiliki gugusan Pulau Seribu yang keindahan pantai dan biota lautnya bisa diadu dengan pantai-pantai di tempat lain. Satu di antaranya adalah Pulau Tidung.

Untuk ke pulau berpenduduk sekitar 5.000 jiwa itu, bisa ditempuh menggunakan speedboat dari Pelabuhan Marina Ancol. Dengan kecepatan 20-30 knot per jam dan seharga Rp 250 ribu per orang, perjalanan ke Pulau Tidung bisa ditempuh sekitar satu jam.

Anda tidak perlu takut tidak mendapatkan tempat menginap, sebab, ketika tiba di dermaga, sejumlah warga sudah berjejer menawarkan jasa penginapan.

Sementara, soal transportasi, Anda bisa berkeliling menggunakan becak motor (bentor) atau bersepeda. Bentor dan sepeda memang menjadi alat transportasi andalan di kawasan wisata ini.

"Kalau Sabtu sama Ahad tempat ini ramai. Sepedanya disiapkan di sini semua," kata seorang sopir bentor saat ditemui Republika, Selasa (16/9).

Menurutnya, sekitar 10 ribu sepeda yang disewakan. Wisatawan cukup merogoh kocek Rp 15 ribu untuk menyewa sepeda tersebut seharian. Sementara, untuk menikmati jasa bentor, pengunjung harus mengeluarkan Rp 35 ribu sekali perjalanan.

Satu dari sekian banyak yang menjadi daya tarik Pulau Tidung adalah kehadiran Jembatan Cinta yang menghubungkan Tidung Besar dan Pulau Tidung Kecil.

Jembatan sepanjang 800 meter itu terbuat dari kayu. Dari atas jembatan, wistawan bisa melihat pemandangan, seperti terumbu karang dan ikan laut. Saat pagi atau sore hari, jembatan ini menjadi tempat yang romantis untuk melihat matahari terbit atau terbenam.

Sugeng, pemandu di Pulau Tidung, mengatakan, Jembatan Cinta tidak pernah sepi dari wisatawan. Mitos yang menyebut seseorang akan menemukan jodoh jika terjun dari jembatan tersebut menjadi daya tarik jembatan ini.

"Kalau yang belum punya jodoh (pasangan) akan dipertemukan dengan pasangan, kalau yang baru saja putus akan segera dapat  ganti yang baru. Kalau yang sudah punya pasangan, bisa langgeng. Begitu mitosnya," kata Sugeng ketika berbincang dengan Republika.

Selain Jembatan Cinta, Pulau Tidung juga menawarkan sejumlah wahana, seperti banana boat, jetski, kano, snorkeling, donut boat, hingga foto bawah laut (underwater). Untuk menikmati masing-masing wahana, wisatawan hanya dikenakan Rp 35 ribu.

Khusus untuk jetski, diberlakukan biaya per 15 menit sebesar Rp 300 ribu dan foto underwater sebesar Rp 150 ribu.

Saban akhir pekan atau libur nasional, Sugeng dan pemandu lainnya bisa untung besar. Karena, sekitar 300 orang bakal memakai jasa mereka. Tapi, jika di luar hari libur, pengguna jasa hanya berkisar 100 orang. "Kalau hari biasa dan lagi sepi bisa nggak ada sama sekali,  kaya hari ini," kata Sugeng disambut senyum oleh temannya.  rep:c92 ed: karta raharja ucu

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement