REPUBLIKA.CO.ID,LONDON--Seorang pembantu senior rezim pemimpin Libya Muamar Qaddafi telah mengadakan pembicaraan dengan pemerintah Inggris, surat kabar Guardian melaporkan di laman Internetnya, Kamis. Kantor Luar Negeri Inggris (FCO) menolak mengomentari mengenai laporan yang menyatakan bahwa beberapa pejabat Inggris telah bertemu dengan Mohammed Ismail, seorang pembantu senior putera Qaddafi, Saif dl-Islam, untuk pembicaraan rahasia itu.
Dengan mengutip satu sumber pemerintah Inggris, surat kabar itu mengatakan pertemuan tersebut merupakan satu dari sejumlah (pertemuan) yang dilakukan antara kedua negara dalam dua pekan terakhir, dan diperkirakan telah membicarakan kemungkinan strategi keluar bagi Qaddafi.
Meskipun penampilannya tidak mencolok di Libya dan secara internasional, Ismail adalah seorang pembantu penting Saif a-Islam dan mewakili negara itu (Libya) dalam perundingan-perundingan pembelian senjata, bocoran kawat diplomatik di laman Internet WikiLeaks mengungkapkan.
FCO sebelumnya mengatakan pada surat kabar itu bahwa mereka tidak akan memberikan "komentar terus-menerus" mengenai kontak antara kedua negara. Laporan itu tiba kurang dari satu hari setelah menlu Libya Mussa Kussa, dengan tak diduga-duga tiba di London dan mengumumkan ia telah meninggalkan jabatannya.
Inggris Kamis mengatakan mereka tidak memberi Kussa kekebalan menyusul kedatangannya dan mendesak anggota lain rezim Gaddafi "yang hampir ambruk" untuk mundur. Pada Rabu, Menlu Inggris William Hague mengumumkan pengusiran lima diplomat di kedutaan besar Libya di London karena ancaman yang mereka ajukan pada para pembangkang oposisi.