REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Lima aktivis politik telah ditangkap di Uni Emirat Arab bulan ini karena diduga penghasutan untuk tidak mematuhi hukum dan penghinaan pada pemimpin negara Teluk itu, kantor berita negara WAM mengatakan, Senin.
Dengan mengutip jaksa agung, WAM mengatakan kelima aktivis itu dalam tahanan preventif sedang diperiksa karena menghasut "tindakan yang mengancam keamanan negara dan ketertiban umum", serta "menghina presiden, wakil presiden dan putera mahkota Abu Dhabi".
UAE, dengan program pengeluaran pemerintah banyak sekali dan pendapatan per kapita 47.000 dolar, termasuk di antara yang tertinggi di dunia, belum menyaksikan demonstrasi pro-demokrasi besar seperti yang telah meluas di negara lainnya di dunia Arab dan menjatuhkan pemimpin
Mesir dan Tunisia. Tapi kasus aktivis itu menunjukkan kesensitivannya pada kekritisan politik.
Laman-laman Internet yang bermarkas di Teluk melaporkan bahwa salah seorang yang ditahan adalah blogger Ahmed Mansoor, yang telah melukiskan kunjungan pejabat penting UAE ke anggota yang kurang makmur dari federasi tujuh keemiran itu sebagai "sogokan ekonomi".
Aktivis lainnya, Nasser bin Ghaith, seorang pengajar di Universitas Sorbonne Prancis cabang Abu Dhabi, yang telah mempublikasikan tulisan-tulisan yang mengkritik apa yang ia katakan sebagai upaya negara-negara Teluk untuk menghindari pembaruan politik dengan menyuap rakyat mereka.